Liputan6.com, Amerika Serikat Demi membantu para ibu yang tidak bisa menyusui atau kurang memproduksi Air Susu Ibu (ASI) untuk bayinya, Elisabeth Anderson-Sierra, 29 tahun telah menyumbangkan lebih dari 600 galon (2.271 liter) ASI. Ia bisa menghabiskan 10 jam sehari memompa ASI.
Â
Baca Juga
Advertisement
Anderson-Sierra asal Amerika Serikat, yang memiliki dua anak, ternyata mengidap sindrom hiperlaktasi (memproduksi ASI lebih banyak). Ia memompa sekitar 1,75 galon (6,62 liter) ASI per hari. Anak perempuan keduanya, yang berusia 6 bulan, Sophia, minum 0,6 liter per hari.
Hasil ASI yang dipompa Anderson-Sierra itu dikemas, diberi label, dan disimpan di dalam empat buah lemari es besar di rumahnya. Anderson-Sierra mengatakan, ia telah memompa ribuan liter ASI sejak kehamilan anak pertamanya, Isabella, 2,5 tahun.
"Saya menyadari kalau produksi ASI saya ini berlebihan sejak mengandung anak pertama. Lalu produksi ASI makin meningkat setelah melahirkan Sophia. Saya memompa ASI sebanyak lima kali sehari: setelah bangun tidur, sarapan, makan siang, makan malam, dan saat tengah malam," papar Anderson-Sierra, dikutip dari New York Post, Senin (31/7/2017).
Â
Simak video menarik berikut ini:
Pertama kali pompa ASI
Saat pertama kali pompa ASI, Anderson-Sierra bisa menghasilkan 2 sampai 3 liter.
"Saya akan menghabiskan sekitar lima jam sehari hanya memompa ASI. Kemudian ia menyimpan, memberi label, dan mensterilkan ASI-nya. Bahkan saya mudah menghabiskan 8 sampai 10 jam sehari. Sebenarnya, memompa ASI itu tidak menyenangkan. Ada rasa tidak nyaman dan sakit tapi ini adalah bentuk cinta saya, " lanjutnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan ini akan membantu ribuan anak. Anderson-Sierra biasanya menyusui di rumah. Ia juga akan memompa ASI diam-diam di restoran, saat mengemudi, dan di ruang publik lainnya.
Advertisement
Disumbangkan ke bank ASI
Para ibu bisa langsung mengambil ASI di rumah Anderson-Sierra langsung. Setengah ASI lainnya disumbangkan ke bank ASI, California Prolacta Bioscience.
"Menyumbangkan ASI telah menjadi bagian terbesar dalam hidup saya selama beberapa tahun terakhir ini. Ketika saya pertama kali memulai ya sangat sulit. Saya mencurahkan semua tenaga, keringat, dan air mata untuk membuatnya," ujar Anderson-Sierra.
Pernah juga ada ketakutan. Bagaimana jika ASI saya mengering dan tidak bisa menyusui bayi saya sendiri? Tapi ia berhasil mengatasi ketakutan dan terus menyumbangkan ASI-nya.