Liputan6.com, Jakarta Sudah banyak riset di luar negeri tentang penggunaan ganja di bidang medis. Beberapa diantaranya memperlihatkan potensi ganja sebagai obat.
Analisis peneliti dalam studi yang dipublikasikan Journal of the American Medical Association menyebutkan bukti kuat ganja sebagai obat. Tanaman bernama latin Cannabis Sativa ini dapat membantu mengurangi rasa sakit kronis dan melemaskan otot yang kaku.
Baca Juga
Manfaat ganja di bidang medis menjadi dasar Fidelis Arie Suderwarto menanam ganja untuk mengobati istrinya yang sakit langka syringomyelia. Namun, aturan hukum di Indonesia menggolongkan ganja sebagai narkotika. Fidelis pun ditangkap.
Advertisement
Menurut hakim, Fidelis terbukti melanggar pasal 111 dan 116 UU nomor 35 tentang narkotika. Pria asal Sanggau, Kalimantan Barat ini diganjar dengan hukuman penjara delapan bulan serta denda satu miliar rupiah.
Di luar Indonesia, sudah ada beberapa negara yang melegalkan ganja untuk obat. Sekitar 24 negara bagian di Amerika Serikat memperbolehkan penggunaan ganja sebagai obat. Hal itu yang membuat wanita yang berpakaian seperti biarawati tergabung dalam Sisters of The Valley di Amerika Serikat menanam ganja.
Tak cuma menanam, mereka juga memanen kemudian mengolahnya untuk dijual sebagai produk obat.
Perkebunan ganja Sisters of The Valley terletak di kota Merced, Central Valley, California. Ini adalah kawasan yang memproduksi setengah kebutuhan buah, sayur, dan kacang-kacangan masyarakat Amerika Serikat.
Mengutip Business Insider, Kamis (3/8/2017) mereka menanam ganja jenis hemp yang memiliki kadar Tetrahydrocannabinol (THC) yakni senyawa psikoaktif yang sangat rendah sehingga rasa sakit bisa berkurang tanpa membuat 'fly'. Kemudian, ganja tersebut dipanen lalu dibuat menjadi tonik, balsem dan salep.
Sister of The Valley mengklaim produk ganja tersebut mampu meningkatkan kesehatan. Diantaranya mengurangi rasa sakit, gangguan stres pasca trauma atau penyakit yang melemahkan kekuatan tubuh lainnya. Walau begitu, khasiat hemp dalam dunia medis masih diperdebatkan.
"Kami tidak peduli tentang pemberitaan ganja dalam 20 tahun terakhir. Yang kami tahu, tanaman ganja ini merupakan tanaman penyembuh," kata pendiri Sister of Valley, suster Kate.
Saksikan juga video menarik berikut:
Penjualan Capai Ratusan Ribu US$
Di awal-awal penjualan produk ganja Sister of Valley, mereka menjualnya di situs e-commerce yang terkenal dengan penjualan produk handmade, Etsy. Hanya dalam waktu enam bulan, produk mereka laris manis terjual.
"We have quickly sold out of most items and are behind in processing others,” begitu tulisan saat pembeli membuka laman produk ini di Etsy saat itu.
Di 2016 situs ini tidak memperkenankan lagi berjualan karena produk-produk mereka melanggar kebijakan Etsy. Akhirnya penjualan dilakukan lewat situs resmi mereka.
Walau banyak pro kontra, penjualan produk ganja mereka tidak sedikit. Di 2015 produk mereka terjual senilai US$ 60 ribu. Lalu, meningkat mencapai US$ 750 ribu di 2016. Keuntungan yang diperoleh disumbangkan ke banyak pihak. Sebagian lainnya kembali digunakan untuk pembibitan ganja.
Advertisement