Liputan6.com, Jakarta Mengalami mimpi buruk tidaklah menyenangkan. Perasaan jadi tidak nyaman dan deg-degan saat bangun yang kemudian bisa berdampak seharian. Studi sudah menemukan keterkaitan antara tidur berlebihan dengan potensi terjadi mimpi buruk yang lebih besar.
Peneliti dari University of Oxford Inggris mengungkapkan, tidur berlebihan merupakan penyebab terbesar munculnya mimpi buruk, seperti mengutip Medical Daily, Jumat (3/8/2017).
Baca Juga
Tidur dalam durasi yang panjang membuat kondisi rapid eye movement jadi lebih lama. Pada fase REM tersebut, tidur sudah dalam kondisi lelap dan mimpi biasa muncul di fase ini. Hal ini menyebabkan potensi hadirnya mimpi termasuk mimpi buruk meningkat. Ada baiknya mengikuti saran pakar untuk tidur antara 6-8 jam setiap hari.Â
Advertisement
Bukan hanya durasi tidur, studi di 2015 mengungkapkan ketakutan atau kegelisahan juga memicu mimpi buruk. Hal ini terjadi karena emosi negatif yang dirasakan bermanifestasi pada mimpi.
Pada orang depresi sekitar 28 persen mengalami mimpi buruk paling tidak sekali dalam seminggu. Sementara orang tanpa gejala depresi paling hanya dua persen yang mengalami mimpi buruk. *
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â