Liputan6.com, Jakarta Perceraian tak hanya dipicu oleh perselingkuhan atau perbedaan prinsip, tapi juga pekerjaan. Sebuah penelitian terbaru menemukan, pekerjaan dapat mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. Yang tadinya baik-baik saja berubah jadi petaka.
Melansir boldsky, berikut adalah alasan mengapa pekerjaan bisa memicu masalah dalam rumah tangga.
Baca Juga
Membawa pulang pekerjaan
Advertisement
Dikejar deadline membuat kita sering kali membawa pekerjaan pulang ke rumah. Tak akan masalah jika anda menyelesaikannya saat anak dan pasangan telah tertidur. Namun jika anda menyelesaikannya saat keluarga sedang berkumpul ini akan menjadi petaka di rumah. Anda akan dianggap sebagai orang yang tak peduli dengan keluarga.
Stres akibat pekerjaan
Stres akibat pekerjaan bisa menjadi pemicu perselisihan rumah tangga. Kondisi ini akan terjadi ketika keduanya tak saling mendukung satu sama lain.
Persaingan jabatan
Bersaing dengan teman di kantor boleh saja, namun dengan pasangan ini bukanlah hal yang baik. Yakinlah bahwa kalian bekerja untuk memenuhi kehidupan satu sama lain bukan untuk menunjukan kehebatan.
“Jika Anda ingin hidup bahagia dan harmonis bersama pasangan Anda, berhentilah bersaing dan berdebat agar situasi tak semakin memburuk,” pesan para pakar dari University of Florida, Amerika Serikat.
Tak ada liburan
Kebersamaan sangatlah penting untuk menjaga hubungan harmonisan rumah tangga. Jangan biarkan kesibukan atau pekerjaan kantor membuat anda lupa akan keluarga. Berikanlan mereka waktu untuk berlibur menghabiskan waktu bersama anda.
Hubungan intim mulai jarang
Hubungan intim yang intens akan menjalin hubungan batin yang kuat. Jangan biarkan rasa lelah membuat anda dan pasangan melupakan aktivitas seks. Umumnya ketika pasangan ingin bercinta, anda merasa tak ada libido akibat pekerjaan yang menumpuk. Inilah yang memicu pertengkaran dan jarak satu sama lain jadi menjauh.