Sukses

Amankah Gunakan Tampon untuk Menstruasi?

Tampon mungkin belum jadi pilihan utama saat menstruasi bagi wanita Indonesia, tapi adakah risiko dari menggunakan tampon?

Liputan6.com, Jakarta Saat menstruasi, belum banyak wanita Indonesia yang memilih menggunakan tampon. Belum lagi, ada banyak isu yang menyelubungi penggunaan tampon. Salah satu risiko tampon yang paling sering dibahas adalah toxic shock syndrome (TSS), alias sindrom syok karena keracunan. 

"Ketika tampon tidak digunakan sesuai petunjuk dan tidak diganti seperti yang diharuskan, yaitu 12 jam, akan ada risiko toxic shock syndrome," ujar Jessica Shephers, M.D., seorang profesor di bidang kebidanan dan kandung dan direktur dari Minimally Invasive Gynecology di The University of Illinois College of Medicine di Chicago, AS, mengutip Women's Health, Senin (7/8/2017).

Namun, TSS ini jarang terjadi. Menurut riset dari University of Minnesota, hal ini hanya terjadi pada satu dari 100 ribu wanita yang menggunakan tampon setiap tahunnya.

Tampon juga memungkinkan Anda terpapar infeksi bakteri saat menstruasi. Ini terjadi jika Anda lupa sedang menggunakannya dan membiarkan tampon di dalam dalam waktu lama, ujar Shepherd. Namun, dia juga mengatakan, tampon sebenarnya cukup aman, dan hanya akan bermasalah jika digunakan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Anda mungkin juga pernah mendengar, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tampon bisa menimbulkan masalah. Namun Lauren Streicher, M.D., profesor pendamping untuk bidang kandungan dan kebidanan klinis di Northwestern University Feinberg School of Medicine, mengatakan, sebenarnya tidak ada yang harus dikhawatirkan.

Menurut FDA--BPOM AS--yang meregulasi tampon, produk-produk ini dibuat dari kapas, rayon, atau campuran dari keduanya. Rayon dibuat dari serat selulosa dari bubuk kayu.

"Untuk proses ini, bubuk kayu akan diputihkan," ujar FDA. Pada masa lalu, proses pemutihan ini dianggap sebagai risiko potensial yang mungkin menimbulkan permasalahan reproduksi, namun FDA menegaskan, proses pemutihan ini sudah tidak lagi digunakan.

"Material rayon mentah yang digunakan pada tampon di AS sekarang diproduksi menggunakan proses bebas klorin," pihak FDA menambahkan.

"Sudah tidak ada lagi racun, tidak ada zat kimia," ujar Streicher. Cuma pastikan Anda tidak memilih produk berpewangi, karena hal ini bisa memicu iritasi pada vulva.

Jika Anda tertarik untuk menggunakan alternatif lain selain tampon, para ahli mendukung Anda untuk melakukannya. Namun, jangan merasa takut untuk menggunakan tampon karena Anda menganggap mereka buruk untuk kesehatan vagina.

"Jika seseorang ingin menggunakan cup menstruasi karena hal itu baik untuk lingkungan, maka puji Tuhan--namun pilihan itu bukan berarti adalah pilihan yang lebih sehat," lanjut Streitcher. "Tidak ada sisi buruk dari penggunaan tampon reguler."