Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kain sebagai pengganti pembalut bagi wanita yang sedang menstruasi menjadi perbincangan hangat di media sosial, setelah seorang ustaz dalam suatu program teve swasta mengatakan pembalut tidak aman digunakan para wanita. Lantas, seberapa efektif dan aman kain untuk digunakan saat menstruasi?
Olivia Franciska Laksmana, SpOG dari RS Columbia Asia, Semarang, mengatakan penggunaan kain sebagai pengganti pembalut terbilang kurang praktis dan tidak cukup aman, karena proses pencucian dan penjemuran kain yang rumit.
"Kalau mau pakai kain yang pasti kan harus dicuci, tapi pencuciannya itu harus higienis dan bersih, enggak ada lagi sisa atau noda darah. Karena noda tersisa itu bisa menjadi sarang kuman dan bakteri yang malah bisa menyebabkan masalah baru," kata Olivia saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (7/8/2017).
Advertisement
Soal penjemuran kain yang tidak benar juga bisa menjadi risiko berbahaya dari penggunaan kain saat menstruasi. Meski penggunaan kain sebagai pengganti pembalut sah-sah saja, tapi Olivia berpendapat wanita harus teliti saat memilih bahan kain dan apik dalam membersihkannya.
"Boleh aja sebenarnya, tapi kainnya juga (pilih) yang harus mudah menyerap. Karena kalau kainnya malah panas di area vagina itu bisa jadi peradangan dan waktu penjemurannya juga, (pastikan) kering atau enggak. Kalau kain tebal enggak kering dan ditambah noda darah, ya jadi bakteri dan jamur," katanya.
Kendati demikian, Olivia turut menegaskan kepada setiap wanita untuk menjaga kebersihan dan rutin mengganti pembalut selama menstruasi. "Pokoknya jangan nunggu terasa lembap, paling tidak tiga jam lah diganti (pembalut)," dia menuntaskan.