Liputan6.com, Marseille - Ketika sedang mengemudikan mobil, seorang pria di Prancis mendadak mengalami sensasi aneh. Dia merasa sedang berada di luar mobil dan melihat diri jasmaninya masih sedang mengemudikan mobil.
Pria itu merupakan bagian dari suatu penelitian baru yang mengkaitkan masalah-masalah telinga bagian dalam dengan pengalaman-pengalaman luar raga (out-of-body experience) yang mengerikan.
Pengalaman itu biasanya berupa sensasi singkat ketika kesadaran orang seakan keluar dari tubuhnya dan kemudian melihat tubuhnya sendiri dari luar.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Live Science pada Kamis (10/8/2017), penelitian itu menganalisis 210 pasien yang pernah mengunjungi dokter karena gangguan vestibular. Sistem vestibular terbuat dari beberapa struktur di telinga bagian dalam untuk memberikan rasa seimbang pada tubuh atau sensasi orientasi ruang.
Masalah-masalah dengan sistem itu dapat menyebabkan pusing atau sensasi mengambang, misalnya.
Maya Elzière, seorang spesialis telinga-hidung-tenggorokan (TNT) di Hôpital Européen di Marseille, Prancis, yang sekaligus menjadi salah satu penulis penelitian, mengumpulkan pasien yang pernah mengalami beberapa masalah mulai dari vertigo terus-menerus, tinnitus, hingga infeksi dalam telinga.
Di antara pasien, sekitar 14 persen melaporkan pengalaman luar raga. Bandingkan dengan angka 5 persen saja di antara orang sehat yang tidak mengalami masalah vestibular.
Lebih sering pada pasien vestibular
Christophe Lopez, pimpinan penulisan penelitian sekaligus seorang ahli syaraf di Aix-Marseille Université, Prancis, mengatakan, "Pengalaman luar raga sekitar 3 kali lebih sering pada pasien dengan gangguan vestibular dibandingkan dengan yang tidak bermasalah.”
Menurut Lopez, contoh seorang pasien yang merasa sedang berada di luar raga ketika mengemudi mobil memang masuk akal.
Ilmuwan menjelaskan bahwa, karena sistem vestibular bertugas untuk orientasi si pengemudi dan memberikan sensasi bergerak maju ketika mempercepat kendaraan, maka sistem vestibular yang terganggu mengirimkan sinyal berbeda pada otak ketika orang itu sedang bergerak.
Kepada Live Science, Lopez mengatakan, "Kalau orang mengirimkan sinyal-sinyal yang salah kepada otak ketika sedang bergerak, hal itu menyebabkan kebingungan. Otak kita mencoba menelaah informasi yang bertentangan."
"Menurut kami, sinyal-sinyal yang bertentangan itu menyebabkan suatu inkoherensi pusat dan menciptakan distorsi rasa dalam tubuh dan lingkungan di sekitar."
Di antara 29 pasien dalam penelitian yang melaporkan mengalami sensasi luar raga, satu orang menjelaskan sebagai "suatu sensasi memasuki tubuh, seperti amplop, dari bagian atas."
Seorang lagi menjelaskan, "Saya melihat diri saya yang tampak lebih kecil dari atas."
Penelitian itu juga mendapati bahwa kebanyakan pasien melaporkan mengalami sensasi luar raga hanya setelah mereka merasa kliyengan terlebih dahulu.
Menurut Lopez, hal ini menengarai bahwa masalah-masalah sistem vestibular menjadi faktor dalam terjadinya sensasi ganjil tersebut.
Advertisement
Ada sejak berabad lalu
Pengalaman-pengalaman luar raga telah tercatat selama beberapa abad, setidaknya sejak akhir 1800-an. Dalam suatu kasus pada 1905, seorang pria Prancis bernama Pierre Bonnier menjelaskan adanya pasien yang merasa "terbagi menjadi 2 orang, satu yang tidak berubah postur dan satu lagi di sebelah kanannya dan tampak aneh. Kemudian, dua individu itu saling mendekat, melebur, dan kemudian vertigo hilang."
Lopez mengatakan bahwa para dokter telah secara umum menjelaskan sensasi itu sebagai suatu psikosis – gangguan jiwa. Namun penelitian baru mengkaitkan hal itu, setidaknya dalam beberapa kasus, dengan kekacauan sambungan pada sistem vestibular.
Peter Brugger, seorang psikolog di University of Zurich di Swiss, mengatakan kepada Live Science, “Para penulis penelitian ini secara hati-hati melakukan kuantifikasi kejadian sensasi vestibular dan hubungannya dengan gejala yang secara tradisional dianggap bersifat kejiwaan.”
Brugger pernah meneliti sensasi aneh serupa dengan orang-orang yang melihat dirinya sendiri atau tiruannya di hadapan mereka.
Faktor-faktor lain mungkin berkaitan dengan sensasi luar raga, misalnya riwayat pribadi adanya migren, kecemasan, dan depresi yang dilaporkan berkaitan dengan lebih seringnya laporan sensasi itu.
Dalam penelitian lain yang dipimpin oleh psikolog Andra Smith dari University of Ottawa, Kanada, menjelaskan suatu kasus seorang wanita yang bisa sengaja memicu sensasi luar raga sehingga sensasi itu ditengarai bisa dilakukan melalui meditasi.
Lopez juga mengatakan bahwa lazim juga mengalami sensasi "mengambang" atau "tenggelam" ketika tidur, mimpi, atau bangun. Katanya, "Dalam istilah neurofisiologi, tidak jelas kenapa itu terjadi."
Dalam penelitian, ia mengecualikan kejadian terkait dengan tidur karena tidak serta-merta berkaitan dengan sistem vestibular. Ia juga mengecualikan sensasi berkaitan dengan penggunaan narkoba dan alkohol.
Lopez mengatakan bahwa, walaupun sistem vestibular yang rusak "bukan satu-satunya penjelasan untuk pengalaman luar raga," cukup melegakan bagi beberapa pihak untuk mengetahui bahwa ada penjelasan mekanis untuk itu.
"Suatu pengalaman luar raga bisa terjadi karena satu dari sistem sensori utama tidak memproses secara benar. Hal itu bukan berarti seseorang itu gila." *