Liputan6.com, Jakarta Setiap tiga tahun sekali, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI) menyelenggarakan kongres nasional. Di tahun 2017 ini, Kongres Nasional PERDOSKI XV diadakan di Semarang.
Dalam rangkaian Konas ini, Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin ini melakukan beberapa acara pendamping, salah satunya adalah bakti sosial dan penyuluhan.
Dalam konfrensi pers "PERDOSKI dan L'Oreal Kampanyekan Kesadaran Akan Keamanan Kosmetika", yang diadakan di Semarang, ditulis Minggu (13/8/2017), Dr. Syarief Hidayat Sp.KK, FINSDV, FAADV, Ketua Umum Pengurus Pusat PERDOSKI, mengungkapkan fakta, jumlah remaja yang menderita penyakit kelamin terus meningkat. .
Advertisement
Hal tersebutlah yang mendorong Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia ini untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan seputar penyakit menular seksual dan HIV/AIDS bagi remaja. Penyuluhan ini diadakan di SMA 3 dan SMA 5 Semarang.
Sebenarnya, penyuluhan seputar PMS dan HIV/AIDS ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan oleh PERDOSKI. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun belakangan dan di beberapa kota di Indonesia.
"Walau saat ini kami tidak memegang datanya, rencana PERDOSKI ke depan adalah untuk semakin fokus pada permasalahan penyakit kelamin, terutama di kalangan remaja," ujar Dr. Syarief lagi.
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Menurut data WHO (2009) ada kurang lebih 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Pada tahun 1998, istilah penyakit menular seksual (sexually transmitted disease) mulai berubah menjadi infeksi menular seksual (sexually transmitted infection). Tujuannya agar istilah ini bis menjangkau penderita tanpa simtom dan tanpa gejala. Di kalangan masyarakat, infeksi menular seksual adalah jenis infeksi yang paling banyak ditemukan.
Dr. Srie Prihianti, Sp.KK, PhD, FINSDV, FAADV, Sekretaris Umum PERDOSKI mengatakan, beberapa program PERDOSKI untuk ke depan memang menitikberatkan pada permasalahan ini. Mereka berharap, sosialisasi dan edukasi seputar PMS dan HIV/AIDS, terutama di kalangan anak sekolah, bisa menekan jumlah remaja penderita penyakit kelamin.
Â