Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Berhenti Lakukan Hubungan Seksual, Baik atau Buruk?

Ada beberapa hal positif dan negatif yang akan terjadi saat seseorang berhenti melakukan hubungan seksual.

Liputan6.com, Jakarta Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengurangi intensitas hubungan seksual, atau bahkan benar-benar berhenti melakukannya. Secara kesehatan, bahayakah jika menghentikan hubungan seksual bagi pasangan suami istri?

Mengutip laman Prevention, Rabu (30/8/2017), ada beberapa hal positif dan negatif yang akan terjadi saat seseorang berhenti melakukan hubungan seksual.

1. Merasa lebih mudah cemas

Salah satu manfaat bercinta adalah dapat membantu seseorang merasa lebih rileks. Peneliti asal Skotlandia menemukan orang-orang yang tidak berhubungan seks merasa kesulitan saat berbicara di depan umum, dibandingkan dengan mereka yang melakukan hubungan intim setidaknya sekali dalam 2 minggu.

Selama bercinta, otak melepaskan hormon endorfin dan oksitosin yang mampu memberikan perasaan senang.

2. Meningkatkan risiko kanker prostat

Pria yang berhenti melakukan hubungan seksual berisiko mengalami masalah prostat.

Sebuah studi yang dipresentasikan pada American Urological Association menemukan pria yang rutin bercinta mendapatkan penurunan risiko kanker prostat sebanyak 20 persen. Alasannya, sering ejakulasi dapat menghilangkan zat yang berpotensi berbahaya terhadap prostat. 

 

Saksikan video menarik berikut:

 

2 dari 2 halaman

3. Menurunkan risiko infeksi saluran urine

Hampir 80 persen kasus infeksi saluran kencing terjadi kurang dari 24 jam setelah bercinta. Selama berhubungan seks, bakteri di vagina bisa menyebar ke uretra dan menyebabkan infeksi.

Saat berhenti melakukan hubungan seksual, risiko ini berkurang. Selain itu, berhenti bercinta juga bisa menghilangkan risiko nyeri saat pipis. Ini merupakan keuntungan berhenti melakukan hubungan seksual.

4. Meningkatkan risiko disfungsi ereksi

Pria yang jarang berhubungan seks dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi dibandingkan pria yang melakukannya seminggu sekali atau lebih, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Medicine.

Penelitian menunjukkan bahwa seks yang dilakukan lebih sering dapat membantu melestarikan fungsi vital pria layaknya latihan fisik yang membantu mempertahankan kekuatan tubuh.

5. Mudah terserang batuk dan flu

Penelitian yang dilakukan oleh Wilkes-Barre University di Pennsylvania menemukan bahwa orang yang melakukan seks satu atau dua kali seminggu mendapatkan peningkatan kekebalan tubuh sebanyak 30 persen dalam immunoglobulin (IgA) dibandingkan orang yang jarang atau tidak melakukan seks. Immunoglobulin merupakan salah satu perlindungan pertama terhadap serangan virus seperti flu.

Video Terkini