Liputan6.com, Jakarta Metode pemberian makan anak dengan BLW (Baby Led Weaning) yang tengah populer menjadi kekhawatiran para orangtua. Metode ini diterapkan saat anak memasuki periode MPASI (Makanan Pendamping ASI), yang dimulai usia 6 bulan.
Baca Juga
Advertisement
Cara penerapan metode BLW, makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan ubi jalar dihadapkan di depan anak. Anak pun akan memilih sendiri makanannya.
Dari segi nutrisi anak, metode BLW, yang membebaskan anak memilih sendiri makanannya tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Pada BLW, kebutuhan nutrisi hanya mencukupi vitamin. Padahal, anak juga membutuhkan protein, mineral, dan zat gizi lain.
Sebaiknya, momen MPASI saat anak pertama kali makan harus diperkenalkan dengan makanan yang lunak, bukan padat.
Â
Simak video menarik berikut ini:
Keterampilan makan anak
Sebelum menerapkan metode BLW, orangtua harus mengetahui keterampilan makan anak. Hal ini mencakup kemampuan lidah dan mengunyah makanan.
"Perhatikan juga keterampilan makan anak. Lidah anak yang masih belum optimal--bergerak ke depan dan belakang, belum ke samping kiri-kanan--dapat membuat anak kesulitan makan. Makanan BLW, yang padat bisa membuat anak tersedak karena kemampuan anak makan belum terpenuhi baik," jelas dr Conny Tanjung, Sp.A(K), dokter spesialis anak saat konferensi pers "Milna 1st Bite Day Campaign 2017 "di Senayan City, Jakarta pada Sabtu (9/9/2017).
Pada usia 6-8 bulan, anak sebaiknya diberikan makanan bertekstur lunak. Seiring usia bertambah (lebih dari 1 tahun) barulah anak bisa diberikan makanan bertekstur padat, seperti irisan daging.
Pada usia tersebut, kemampuan motorik anak untuk mengunyah sudah cukup baik.