Liputan6.com, Jakarta Media sosial telah menjadi ruang yang wajar bagi orang untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kepribadian. Sebuah penelitian baru memanfaatkan kebiasaan orang ini untuk menemukan kaitan antara unggahan foto di Instagram dengan kesehatan mental.
Artikel dari EPJ Data Science, dilansir dari NYtimes, Rabu (12/9/2017), menyatakan, pribadi depresif memiliki kecenderungan untuk memperlihatkan dunia yang berbeda dari orang lain melalui Instagram.
Baca Juga
Peneliti dari Harvard, Andrew Reece dan Christopher Danforth, memulai kajiannya dengan meneliti latar belakang kesehatan partisipan, salah satunya orang yang pernah mengalami depresi. Mereka kemudian mulai meneliti foto-foto yang pernah partisipan tampilkan.
Advertisement
Dari beberapa partisipan tersebut, kedua peneliti ini mendapatkan pola dari foto orang-orang depresif. Mereka lebih sedikit menggunakan filter Instagram yang biasa digunakan untuk memberika warna dan cahaya pada foto.
Meskipun mereka menggunakan filter, kelompok pribadi ini cenderung menggunakan “Inkwell” yang menyebabkan warna menjadi luntur. Sementara orang yang tidak depresi lebih memilih menggunakan “Valencia” yang membuat foto lebih terang.
Seorang dengan kepribadian depresif juga lebih banyak memublikasikan foto wajah lebih dari orang biasa lakukan.
Penelitian yang cukup akurat
Penelitian ini rupanya cukup akurat mengingat kedua peneliti sangat ketat dalam memilih partisipan yang hanya 166 orang saja. Kedua peneliti ini mengambil partisipan dari Amazon’s Mechaniacl Turk, sebuah platform yang biasa dikunjungi peneliti untuk mencari partisipan. Partisipan yang diteliti harus sangat aktif pada platform tersebut dan tentu saja instagram.
Sebanyak 44 ribu foto diteliti dengan menggunakan software untuk menganalisis warna, saturasi, dan cahaya. Orang depresif dikatakan menggunakan warna yang lebih biru berdasarkan piksel di komputer. Peneliti juga meneliti berapa foto yang dipublikasikan partisipan serta berapa komen dan like yang diperoleh.
Pada kesimpulannya, kedua peneliti berargumen sebagai manusia sebenarnya tanpa disadari seseorang mudah sekali mengungkap perilaku mereka, dan bahwa manusia adalah makhluk yang mudah sekali ditebak.
Advertisement