Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan kanker payudara atau kanker kulit, kanker ovarium tidak memiliki gejala yang jelas. Namun, bukan berarti, tidak ada simtom yang muncul.
"Ada banyak simtom yang bisa dialami pasien, tapi mereka tidak spesifik," ujar Shannon Westin, M.D., profesor di departemen onkologi ginekologi dan reproduksi medis di M.D. Anderson Cancer Center, mengutip Women's Health, Selasa (19/9/2017).
Baca Juga
Akibat gejalanya yang tidak spesifik, banyak wanita yang mengabaikannya. Hal ini membuat kanker ovarium jadi memiliki kesempatan berkembang, jadi lebih sulit ditangani ketika akhirnya terdeteksi.
Advertisement
Bahayanya, kanker ovarium adalah salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita--yaitu berada pada urutan kelima, menurut Komunitas Kanker Amerika.
"Wanita harus memahami apa saja simtomnya, dan perhatikan jika mereka menyadari ada yang salah," tambah Deborah Lindner, M.D., kepala petugas medis di Bright Pink, organisasi nirlaba yang fokus pada pencegahan dan pengobatan kanker ovarium dan payudara pada wanita muda.
Simtom-simtom kanker ovarium meliputi: nyeri abdominal, mual, perut terasa lebih penuh dari biasanya, dan tidak bisa makan sebanyak biasanya, ujar Westin. Dia juga menambahkan, celana Anda bisa terasa lebih sempit dari biasanya akibat perut kembung.
Konstipasi, sering berkemih, perubahan menstruasi, rasa sakit saat berhubungan seks, dan nyeri dada (heartburn) juga bisa menjadi simtom kanker ovarium.
Cara Bedakan dari Penyakit Biasa
"Memang, simtom-simtom di atas terlalu umum dan bisa jadi disebabkan oleh penyakit lain. Inilah kenapa gejala yang terus-menerus serta frekuensinya sangatlah penting," ujar M. K. Shahzad, M.D., Ph.D., spesialis ginekologi onkologi di Moffitt Cancer Center. Contohnya, jika Anda mengalami nyeri pelvis, tapi hanya sekali dan tak muncul lagi, itu bisa jadi tanda kista ovarium yang pecah.
Namun, jika Anda mengalami nyeri pelvis lebih dari 12 kali sebulan, disertai simtom-simtom di atas yang muncul kurang dari satu tahun lalu, Shahzad menyarankan untuk segera menemui dokter.
Jika Anda mengalami simtom-simtom ini secara terus-menerus selama dua minggu atau lebih, Lindner juga menyarankan untuk segera menemui dokter.
Kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua, dan bisa saja simtom Anda tadi disebabkan oleh hal lain selain kanker. Namun tetap saja penting untuk segera mengecek penyebab gejala-gejala tadi.
"Jadwalkan kunjungan ke dokter, dan tanya pada mereka, 'Mungkinkah ini ovarium saya?'" ujar Lindner. Hal ini bisa menyelamatkan nyawa Anda.
Advertisement