Liputan6.com, Jakarta Rasa sakit perut yang sedang berlangsung juga disertai kembung, penuh gas, dan perubahan kebiasaan buang air besar baik sembelit atau diare bisa jadi sindrom Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau iritasi usus besar.
Dokter emiritus dari Divisi Gastroenterologi di Montefiore Health System, Lawrence J. Brandt, MD, mengatakan ini mungkin adalah salah satu gangguan gastrointestinal yang paling umum ditemukan.Â
Baca Juga
IBS mempengaruhi sekitar sepuluh sampai 20 persen populasi Amerika Serikat dan kebanyakan wanita. Meskipun penyebabnya belum diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan IBS, kadang-kadang disebut "kolon spastik" memiliki usus besar yang terlalu sensitif.
Advertisement
Dr. Brand mengatakan IBS seharusnya tidak menyebabkan penurunan berat badan atau pendarahan rektum. Jika itu terjadi, kemungkinan besar sesuatu yang lain sedang terjadi.
Bila Anda mengalami iritasi usus besar, cobalah salah satu solusi alami ini untuk IBS, dan perhatikan makanan yang membuatnya lebih buruk. Kenali tanda sakit pada perut Anda dan ketahui apa artinya, seperti yang dilansir dari laman Reader's Digest, Sabtu (15/06/2018).
1. Rasa sakit seperti terbakar di bagian tengah perut
Perasaan ini terlalu umum terjadi setelah makan banyak dan berminyak. Ini adalah rasa panas dalam perut dan 60 juta orang Amerika mengalami penyebab sakit perut ini setidaknya sebulan sekali. Dr. Brandt, mengatakan ini biasanya ditambah dengan rasa pahit di mulut Anda.
Asam surutnya adalah regurgitasi cairan atau makanan yang dicerna sebagian yang dicampur dengan asam lambung. Campuran asam ini masuk ke dalam kerongkongan dan tenggorokan, sehingga menyebabkan sensasi terbakar. Mulas sesekali tidak perlu dikhawatirkan, tapi sakit maag kronis, yang dikenal sebagai acid reflux atau gastroesophageal reflux disease (GERD), dapat menyebabkan gangguan pencernaan kronis jika tidak diobati.
2. Terasa tidak nyaman disekitar pusar
Jika sakit perut ini ditambah dengan nyeri di dekat bahu dan sepertinya beraksi setelah mengkonsumsi makanan berlemak, batu empedu bisa disalahkan. Jika Anda perempuan berusia 40 tahun ke atas dan memiliki anak, maka risikonya  lebih besar. Hal Ini karena lonjakan estrogen, yang biasa terjadi pada kehamilan, dapat menyebabkan batu empedu.
"Batu-batu kecil yang terbentuk di kantong empedu ini bisa jadi tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, kecuali jika mereka terjebak dalam saluran cystic," jelas Dr. Brant.Â
3. Nyeri tiba-tiba di daerah kiri bawah perutÂ
Jika sakit perut ini menyerang, bersama dengan gas, mungkin akan menandakan divertikulitis, yang merupakan pembengkakan kecil di usus besar Anda yang disebut divertikula. Ini adalah gangguan GI yang cukup umum di kalangan orang dewasa yang lebih tua. Setidaknya sepertiga dari populasi A.S. terjadi pada usia 60 tahun. Namun hanya 10 sampai 20 persen orang yang memiliki gejala, termasuk kembung berlebihan, sakit perut, kram, dan konstipasi. Dr. Oz mengatakan, Ini seperti memiliki lubang di usus besar Anda dan ini sering kali disebabkan oleh terlalu sedikit serat dalam makanan Anda.Â
4. Nyeri tajam di sisi kanan bawah perut
Rasa sakit perut semacam ini bisa memicu apendisitis, terutama jika Anda memiliki demam ringan, tidak dapat membuang gas, dan mengalami diare. Jika Anda menderita radang usus buntu, rasa sakitnya kemungkinan akan meningkat setiap kali Anda bergerak, tarik napas dalam, batuk, atau bersin, dan memberikan tekanan pada area ini akan meningkatkan rasa sakit.
Apendisitis terjadi saat apendiks menjadi meradang dan penuh dengan nanah, seringkali dari infeksi. Menurut National Institutes of Health, kondisi yang menyakitkan ini adalah penyebab utama operasi perut darurat. Paling sering, usus buntu.Â
(Michelle Tania)