Sukses

Tips Jaga Kesehatan Jantung untuk Lansia yang Suka Olahraga

Denyut jantung saat olahraga harus diperhatikan para lansia. Berikut penjelasan medis dari dokter Michael.

Liputan6.com, Jakarta Sederet cara bisa dilakukan untuk tetap hidup sehat di usia senja. Salah satunya dengan menjaga berat badan dengan kebiasaan olahraga. Salah satu olahraga yang sederhana bagi lansia usia 50 ke atas adalah lari. Untuk menjaga ritme lari yang baik dan terhindar dari osteoartritis (OA), lansia juga harus memerhatikan kesehatan jantung.

Dr. Michael Triangto, SpKO menyarankan agar lansia memonitor ukuran denyut jantung saat mulai rajin berlari.

"Pada prinsipnya motor dalam kehidupan kita adalah jantung. Jadi aktivitas apa pun perlu disesuaikan dengan kemampuan jantung kita. Saran saya pakai heart rate monitor saja," terang dokter Michael kepada Health-Liputan6.com via telepon, Kamis (21/9/2017).

Menghitung Denyut Jantung Maksimal (DJM) memang perlu untuk menakar porsi olahraga kita, apalagi para lansia.

"Rumus menghitung DJM adalah 220-usia (tahun) = 100%. Untuk kesehatan, pergunakan 50 hingga 70% dari DJM. Contoh untuk yang usia 50 tahun dan ingin olahraga untuk kesehatan, sebaiknya Anda berolahraga dengan denyut jantung 220-50 = 170. Jadi 50 % nya adalah 85x denyut per menit, sedangkan kalau 70% = 119x denyut per menit," ujar dokter yang berulang tahun setiap 28 Oktober tersebut.

Kalau ditarik benang merah, orang yang berusia 50 wajib menghasilkan denyut jantung 85 hingga 119 kali per menit saat berolahraga.

"Kalau lansia, sebaiknya olahraga untuk menjaga kesehatan. Semakin rutin, semakin bagus. Makanya alat ukur denyut jantung itu boleh dibawa saat latihan fisik. Hal itu dapat Anda monitor persis seperti halnya memakai speedometer di kendaraan," ujar Staf Ahli Kesehatan Indonesian Golf Association DKI Jakarta.

Simak video menarik berikut: