Sukses

Cegah Risiko Kematian dengan Melakukan 30 Menit Pekerjaan Rumah

Tahukah Anda bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga dapat menurunkan risiko kematian?

Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang berpikir bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga merupakan hal yang berat. Namun tahukah Anda bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga dapat menurunkan risiko kematian?

Sebuah studi baru menemukan bahwa melakukan 30 menit pekerjaan rumah tangga sehari-hari adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan Anda dan mengurangi risiko kematian lebih dari seperempat.

Menurut laporan yang baru diterbitkan, satu dari 12 kematian dapat dicegah dengan 30 menit aktivitas fisik lima hari seminggu. Mencuci pakaian, mengepel lantai atau mengurus kebun Anda selama 30 menit sehari dapat mengurangi risiko kematian dan menurunkan risiko penyakit jantung hingga 20 persen.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setidaknya melakukan 150 menit aktivitas fisik aerobik "intensitas sedang" atau 75 menit "intensitas berat" per minggu. Namun bertentangan dengan rekomendasi tersebut, menurut penulis studi, hampir seperempat populasi dunia tidak memenuhi persyaratan ini, melansir Boldsky, Jumat (22/9/2017).

Selama penelitian, peneliti telah mempertimbangkan lebih dari 1,3 juta orang di 17 negara, termasuk 24.000 di India. Para peserta berada di kelompok usia 35 sampai 70 dari daerah perkotaan dan pedesaan di negara-negara kaya dan miskin. Studi terhadap peserta dilakukan selama lebih dari tujuh tahun.

Pada akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa sekitar 3,8 persen penyakit kardiovaskular meningkat. Risiko kematian juga lebih tinggi untuk orang-orang yang tidak memenuhi jumlah aktivitas yang disarankan. Sementara risiko lebih tinggi 6,4 persen dibandingkan 4,2 persen untuk orang yang memenuhi pedoman.

Penulis studi, Scott Lear dari Simon Fraser University, Kanada, mengatakan secara keseluruhan, semakin banyak aktivitas yang dilakukan seseorang menurunkan risikonya terhadap mortalitas dan penyakit kardiovaskular. Penelitian baru-baru ini dipublikasikan di jurnal medis The Lancet. 

(Michelle Tania) 

 

Saksikan juga video berikut ini:Â