Sukses

Tidur di Pesawat Bisa Rusak Pendengaran, Benarkah?

Hati-hati jika Anda tidur di pesawat, hal ini bisa merusak pendengaran Anda.

Liputan6.com, Jakarta Penelitian yang diterbitkan oleh Harvard Medical School mengungkapkan bahwa kondisi saat manusia benar-benar tertidur berarti orang itu kehilangan pendengaran. Lalu bagaimana dengan orang yang tidur di pesawat?

Mengutip laman Independent, Jumat (29/9/2017), saat seseorang tidur di pesawat, perubahan ketinggian bisa membuat kemampuan dalam menyamakan tekanan di gendang telinga mengalami gangguan. Tak hanya itu, efeknya juga dapat menyebabkan kerusakan pendengaran secara permanen.

Hal ini terjadi ketika tekanan di bagian luar telinga tidak sesuai dengan tekanan di dalam telinga. Seringkali hal ini terjadi pada kebanyakan orang saat pesawat mendarat dan turun drastis dari ketinggian.

Biasanya, tekanan ini dapat disamakan dengan membuka benda di telinga Anda yang disebut tabung Eustachius. Anda bisa menguap atau menelan. Inilah alasan mengapa hostes udara kadang-kadang mengeluarkan permen kenyal sebelum mendarat.

Namun jika Anda tertidur dan tekanan tidak ada bandingannya, tabung Eustachius bisa tersumbat dan telinga bisa terganggu, misalnya mengalami barotrauma, menurut Medline Plus.

Barotrauma merupakan kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara di dalam rongga udara telinga dengan tekanan di sekitarnya.

Kasus barotrauma jarang terjadi, tapi pada kasus yang parah, yaitu jika tabung tetap tersumbat dalam waktu yang lama, infeksi dapat terjadi. Hal ini bisa menyebabkan cairan mengumpul di belakang gendang telinga. Inilah yang menyebabkan sakit dan kesulitan mendengar. Bahkan, hal ini bisa menyebabkan kebocoran fistula yang dalam, yaitu keluarnya darah dari telinga.

Cara terbaik untuk menghindari hal ini terjadi adalah memastikan Anda tidak tidur di pesawat, meskipun Anda lelah atau mengalami jetlag.

Saksikan video menarik berikut: