Liputan6.com, Jakarta Orang dengan sleep apnea tidak dianjurkan untuk mengemudi. Menurut Pakar Kesehatan Tidur dari Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah, dr Andreas Prasadja RPSGT, pengemudi yang punya gangguan tidur satu ini berisiko 15 kali lipat mengalami kecelakaan.
Baca Juga
Advertisement
Kualitas tidur pasien dengan sleep apnea tidak beraturan. Gara-gara sering terbangun di malam hari, dan sulit untuk tidur kembali, pasien pun bangun dalam tidak segar serta mudah mengantuk.
"Mengendara dalam kondisi mengantuk itu lebih berbahaya daripada kondisi mabuk," kata dr Andreas saat dihubungi Health Liputan6.com ditulis Jumat, 29 September 2017.
Mengantuk dapat memengaruhi produktivitas pasien. Andreas berpesan agar pasien sleep apnea lebih memperhatikan keselamatan diri sendiri.
Sleep apnea menyebabkan saluran napas terganggu akibat penyumbatan aliran udara. Andreas menyesalkan, sikap orang-orang yang masih menganggap wajar kondisi ini sering terjadi pada banyak orang.
"Yang paling kita khawatirkan dari kondisi ini adalah kalau dia ada henti napas saat tidur. Henti napas saat tidur ini tidak terdeteksi oleh kasat mata," kata Andreas.