Liputan6.com, Jakarta Saya, Apri Sanjaya, ayah dari Binar dan suami dari Nandia. Mengisi Baby and Daddy edisi Minggu (8/10/2017) ini, saya ingin bercerita tentang pengalaman saya dan Binar menemani istri kuliah di luar negeri, tepatnya di negeri kincir angin, Belanda.
Bagaimana rasanya? Itu pertanyaan yang sering dilontarkan kepada kami. Buat kami, pindah ke luar negeri, memulai hidup yang sama sekali baru di tempat yang berbudaya dan bercuaca sangat berbeda itu penuh tantangan sekaligus keseruan.
Baca Juga
Tantangan pertama tentu berkaitan dengan bahasa, makanan, dan budaya yang berbeda, apalagi dengan Binar yang waktu itu belum genap 3 tahun. Tapi untungnya, Belanda merupakah negara yang ramah dan tidak merepotkan.
Advertisement
Saya masih bisa pakai bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Tinggal di Belanda membuat bahasa Inggris saya dan Binar membaik, malah Binar berbicara bahasa Inggris lebih fasih dari saya sekarang.
Dengan makanan, ternyata tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan tidak tersedianya warung nasi padang, warteg atau toko makanan yang buka 24 jam. Selain dengan pembagian tugas antara saya dan istri, perencanaan waktu belanja ke toko asia dan waktu memasak menjadi hal yang penting dan perlu dirancang baik-baik.
Kadang saya yang belanja bersama Binar, kadang saya yang memasak saat istri pergi ke kampus untuk kuliah. Pada awalnya istri saya yang memberi petunjuk bagaimana cara memasak makanan tertentu, saya bertindak sebagai sous chef-nya, dan lama kelamaan saya ternyata bisa menemukan bakat memasak saya juga. Dan yang paling penting Binar dan istri menyukai masakan saya.
Â
Tantangan mengisi waktu luang
Tantangan berikutnya berhubungan dengan mengisi waktu luang saya dan Binar saat dia sudah pulang sekolah dan istri masih kuliah. Saya tinggal di Belanda dengan 'verblijf' atau izin tinggal yang tidak mengijinkan saya bekerja. Artinya, untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan, harus ada usaha ekstra.
Setelah memutar otak dan mencari jalan untuk menambah pundi pundi euro, saya akhinya menjalankan bisnis online dimana saya berurusan dengan jual beli helm dan racing wearpak untuk teman-teman saya di Indonesia. Untungnya, usaha ini lumayan bisa menambah uang saku untuk keliling Eropa saat libur musim semi atau libur musim panas.
Sehari-hari juga saya bermain bersama Binar dan berkeliling kota. Untungnya, Nijmegen, kota yang kami tinggali, adalah kota damai yang sangat child friendly (ramah anak). Kita bisa menemukan playground yang sangat apik dan beragam bentuknya di setiap 100 meter.
Kami sekeluarga sangat menikmati masa tinggal kami di Nijmegen. Walau banyak tantangan, keseruan yang kami rasakan bersama lebih banyak lagi.
Â
Advertisement
Jadi hobi bersepeda
Binar sangat senang berkeliling kota dengan sepeda, dan dengan cuaca yang hampir selalu sejuk dan juga jalur bersepeda yang sangat istimewa dan mengutamakan pengendara sepeda, kegiatan ini selalu menyenangkan.Â
Sekarang sesudah kembali ke Indonesia, kami sekeluarga sangat merindukan kegiatan bersepeda itu.
Selain itu, kami juga senang sekali dengan sistem transportasi keretanya. Sudah rapi, bersih, dan selalu tepat waktu. Semua kota-kota di Belanda bisa kami kunjungi dalam waktu yang singkat.
Yang paling Binar dan saya suka saat naik kereta adalah melihat pemandangan kanal, rumah belanda dan kinci angin yang cantik.
Â
Merasakan 4 musim
Kami mengalami cuaca paling hangat di musim panas yang 'hanya' mencapai 32 derajat, dan terdingin saat musim dingin dan menyentuh minus 7 derajat. Semuanya sangat seru, apalagi saat Binar dan saya merasakan bermain dan memakan salju untuk pertama kali, dan berjalan jalan di hutan saat musim gugur.
Untung sekali dengan cuaca yang berbeda-beda, daya tahan tubuh Binar dan kami sekeluarga sangat kuat, dan kami jarang sakit. Mungkin karena tidak ada polusi, dan udaranya begitu bersih.
Advertisement
Keliling Eropa
Ini hal yang paling membuat mata kami terbuka, dan kami sangat senang bisa membawa Binar melihat dunia bersama kami.
Di antara tantangan dan keseruan yang saya rasakan bersama keluarga, yang terpenting dari pengalaman ini adalah kami menjadi lebih solid sebagai keluarga.Â
Saya dan istri juga jadibelajar menjadi sangat mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Pengalaman ini juga sangat berharga untuk Binar, dan tentu tidak akan kami lupakan.