Sukses

Kemenkes Jadikan Kulon Progo Lokasi Demonstrasi Vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV dibutuhkan karena 95 persen kanker serviks dipicu oleh infeksi virus HPV. Biasanya terjadi pada perempuan usia reproduksi.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan menjadikan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai tempat pelaksanaan program demonstrasi vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV), pemicu kanker mulut rahim (serviks), bagi siswi kelas V dan VI Sekolah Dasar.

"Adapun 95 persen kanker serviks dipicu oleh infeksi virus HPV dan biasanya terjadi pada perempuan usia reproduksi," kata Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Elizabeth Jane Soepardi, di Kulon Progo, seperti dilansir dari AntaraNews, Senin (9/10/2017).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Ia mengemukakan kanker serviks merupakan jenis kanker dengan angka kejasian (prevalensi) paling tinggi di Indonesia.

Berdasarkan studi Riskesdas, menurut dia, ditemukan data 16 orang perempuan meninggal setiap harinya terkait kanker serviks, dan ditemukan penyakitnya sudah stadium lanjut.

Oleh karena itu, Kemenkes melakukan upaya pencegahan dini melalui vaksinasi HPV kepada anak peremuan sejak usia sekolah.

Siswi akan mendapat dua kali vaksinasi dengan selang waktu setahun. Setelah vaksinasi tahap pertama, setahun kemudian, siswa akan kembali mendapat imunisasi.

Ia menyatakan wilayah DIY, khususnya Kulon Progo dan Gunung Kidul, dipilih untuk program demonstrasi vaksinasi HPV lantaran angka kejadian kasus kanker serviks termasuk tinggi, yakni 4,1 persen per seribu orang.

"Ini sifatnya demonstration project. Kita harus membuktikan dulu keberhasilannya dengan data yang bagus. Setelah itu, kegiatan bisa dilakukan secara nasional. Kita akan ajukan datanya ke DPR," kata Jane.

 

Simak juga video menarik berikut:

 

2 dari 2 halaman

Pengaruh angka pernikahan di bawah umur

Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan, vaksinasi HPV sangat penting karena selama ini virus tersebut menjadi penyebab terbanyak penderita kanker serviks.

Deteksi dini sebetulnya bisa dilakukan dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) pada perempuan menikah. Namun, supaya lebih efektif, imunisasi vaksin perlu dilakukan sejak usia dini.

"Kanker mulut rahim termasuk jenis kanker yang paling dominan menyerang perempuan, maka itu penting sekali untuk dicegah apalagi sudah ada vaksinnya," kata Hasto.

Tingginya jumlah penderita kanker serviks, dikemukakan, antara lain karena tingginya angka pernikahan di bawah umur. Hal ini terbukti dengan tingginya permintaan dispensasi perkawinan.

"Dispensasi perkawinan karena usianya masih di bawah 18 tahun saat akan nikah," demikian ujar Hasto Wardoyo.

(Sutarmi/AntaraNews)