Sukses

Kesehatan Jiwa Pekerja Sering Terabaikan

Kesehatan jiwa di tempat kerja sering terabaikan sebagai salah satu aspek penting kesehatan secara keseluruhan.

Liputan6.com, Jakarta Tak hanya fisik, kesehatan jiwa merupakan faktor penting kesehatan seseorang. Sayang, kesehatan jiwa di tempat kerja sering terabaikan sebagai salah satu aspek penting kesehatan secara keseluruhan. Guna mendukung mental pekerja, tema Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja pun diangkat di Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2017.

Ada banyak faktor risiko seorang pekerja rentan tidak memiliki kesehatan jiwa yang baik. Sebagian besar terkait dengan dengan interaksi antar jenis pekerjaan, lingkungan organisasi dan manajemen, tugas yang tidak sesuai untuk kompetensi seseorang, jenjang karir tidak jelas.

Bisa juga seorang pekerja menjadi stres karena beban kerja yang tinggi serta jam kerja tidak fleksibel. Sering juga dilaporkan penyebab stres karena penindasan, intimidasi, pelecehan, dan bullying seperti disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Eka Viora.

"Risiko pekerjaan terkait dengan masalah fisik dan psikologis ini dapat menyebabkan tingginya biaya perusahaan karena tingginya klaim asuransi kesehatan," kata Viora dalam rilis yang diterima Health-Liputan6.com pada Selasa (10/9/2017).

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

2 dari 2 halaman

Membangun tempat kerja yang sehat

Bila lingkungan kerja tidak sehat, hal ini pun berdampak pada ketidakhadiran (absentieeism), rendahnya motivasi bekerja, serta hilangnya produktivitas. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan.

Untuk meningkatkan kesehatan kerja karyawan, diperlukan sebuah tempat kerja yang sehat. Yakni sebuah tempat antara pekerja dan pimpinan secara aktif berkontribusi terhadap lingkungan kerja dengan mempromosikan dan melindungi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan semua karyawan.

Viora memaparkan untuk membangun tempat kerja yang sehat dibutuhkan regulasi, kebijakan dan strategi yang jelas. Bisa dilakukan dengan tiga pendekatan berikut:

1. Melindungi kesehatan jiwa dengan mengurangi faktor risiko terkait pekerjaan.

2. Mempromosikan kesehatan jiwa dengan mengembangkan aspek positif danpotensi karyawan.

3. Mengatasi masalah kesehatan jiwa tanpa melihat apa penyebabnya.

Pemberi kerja pun perlu memastikan bahwa tersedia dukungan kesehatan jiwa agar pekerja dapat melanjutkan atau kembali bekerja serta hidup menjadi orang yang bahagia. Salah satunya ada konselor di kantor yang bisa diajak berkonsultasi atau curhat. 

"Akses terhadap pelayanan kesehatan jiwa terbukti bermanfaat bagi pekerja yang mengalami depresi dan gangguan jiwa lainnya," pesan Viora.