Liputan6.com, Chengdu, Tiongkok Seorang tukang cukur di kota Chengdu, Tiongkok melakukan pembersihan bola mata menggunakan pisau cukur. Pembersihan bola mata menggunakan pisau cukur dikenal dengan sebutan eyeball shaving.
Baca Juga
Advertisement
Xiong Gaowu, salah satu dari beberapa tukang cukur yang masih mempraktikkan seni kuno cukur bola mata. Kakek berumur 62 tahun itu menaruh pisau cukur tajam di bola mata para pelanggannya.
Pisau cukur tajam mengikis kotoran dan bakteri yang mungkin terjebak di sekitar bola mata. Walaupun cukur bola mata terlihat sangat mengerikan, Xiong mengklaim apa yang ia lakukan tetap aman bagi mata pelanggan.Â
Selama 40 tahun melakukan cukur bola mata, dia tidak pernah melukai seseorang.
Teknik cukur bola mata digunakan di rumah sakit pada awal abad ke-20 untuk mengobati trachoma--bakteri penyebab kebutaan yang paling umum di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada saat itu, cukur bola mata termasuk cara efektif  mengikis tukak dan jaringan parut di bawah kelopak mata pasien trachoma.
Teknik ini merangsang mata agar cukup mengeluarkan cairan yang akan melembabkan soket mata (tempat bola mata bersandar)
Â
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Risiko berbahaya
Tapi Qu Chao, wakil direktur departemen oftalmologi di Sichuan Provincial People Hospital mengatakan, cukur bola mata berpotensi berbahaya. Hal ini bisa menimbulkan infeksi pada mata.
Teknik yang pernah digunakan di rumah sakit ini telah dihapuskan seiring munculnya perawatan mutakhir lainnya, dikutip dari HuffPost, Selasa (10/10/2017).
Risiko trachoma sekarang dapat dikurangi dengan memperbaiki kebersihan mata dan bisa disembuhkan dengan antibiotik.
Meski telah dihapuskan di rumah sakit rupanya seni kuno cukur bola mata masih dipertahankan di kalangan masyarakat luas. Pelanggan bisa memutuskan mencobanya.
Seperti  halnya, pria bernama Ruptly. Ia mencoba cukur bola mata dan melihat sendiri hasilnya.
"Awalnya, mata saya tidak nyaman. Tapi setelah dicukur bola mata, mata saya jadi lebih nyaman," ungkapnya.
Advertisement