Sukses

Kenapa Anak Perempuan Suka Nge-geng?

Dibanding anak laki-laki, anak perempuan lebih cenderung nge-geng, atau memililki kelompok pertemanan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Anak Perempuan Sedunia, sederet hal menarik dapat dibahas karena anak perempuan memiliki banyak ciri khas. Salah satunya yaitu adanya geng yang mereka miliki. Hal ini bisa menjadi hal yang bermanfaat, namun bisa juga sebaliknya. Lalu apa bahaya dan keuntungan memiliki geng dan seperti apakah peran orangtua dalam memantau pertemanan anak perempuan?

Psikolog Ajeng Raviando mengatakan bahwa wajar apabila anak perempuan memiliki geng karena bagi anak remaja pertemanan itu merupakan hal yang amat penting.

"Ketika masuk usia praremaja dan remaja, anak perempuan pasti punya geng karena tanpa disadari ini merupakan faktor hormonal. Jadi kalau sesama anak perempuan merasa lebih nyaman," ucap Ajeng saat dihubungi Health-Liputan6 pada Rabu (11/10/2017).

Menurut dia, tidak masalah anak perempuan memiliki geng selama geng tersebut memberikan dampak positif pada anak. Dia juga mengatakan bahwa geng juga memiliki manfaat bagi perkembangan psikologis anak.

"Memiliki geng itu wajar secara psikologis, jadi sepanjang geng itu punya efek positif ya ngga apa-apa. Misalnya, dengan adanya geng anak jadi memiliki teman berbagi, bercerita dan punya teman yang benar-benar memahami dirinya," ucap Ajeng yang mengibaratkan geng sebagai supportive team bagi anak perempuan.

Selain itu, dampak positif lainnya dari geng yaitu bisa menjadi wadah untuk mengasah social skill anak.

"Dalam sebuah geng kan ada bermacam-macam karakter anak, ini bisa mengasah kemampuan anak menghadapi orang dengan karakter berbeda-beda," ucapnya.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

2 dari 2 halaman

Saat geng memberikan dampak negatif

Meski banyak keuntungan yang bisa anak dapatkan dari geng, namun ada hal negatif yang harus diwaspadai.

"Sisi negatifnya dari geng terjadi kalau geng ini punya pengaruh yang kuat sehingga si anak tidak bisa memiliki pendapat sendiri," ucap Ajeng.

Selain itu, dia juga menyontohkan sisi negatif lainnya, seperti pengaruh dalam geng yang membuat anak menjadi nakal dan melakukannya secara berkelompok, "misalkan jika anak dipengaruhi untuk melakukan hal negatif kayak mencontek. Inilah yang harus dihindari."

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari sebuah geng, Ajeng mengimbau para orangtua untuk memantau pertemanan anak-anaknya.

"Tentu saja orangtua harus memantau anaknya bergaul dengan siapa dan apa yang suka dikerjakan. Selain itu orangtua juga harus mengetahui apakah anaknya bisa tetap jujur karena biasanya dalam geng terkadang anak memiliki rahasia. Jika anak merahasiakan hal buruk dan tidak dipantau, ini bisa berbahaya," paparnya.

Menurut Ajeng, orangtua harus memiliki komunikasi yang baik dengan anak agar tetap memiliki kendali dengan apa yang anak lakukan. Bahkan, sebaiknya orangtua bisa mengenal dan dekat dengan teman-teman anaknya.

"Kalau bisa dekat dengan anggota geng, orangtua bisa memantau dan anak juga bisa menceritakan tentang teman-temannya tanpa merasa malu. Ini membuat anak menjadi lebih jujur sehingga risiko terjadinya masalah bisa diminimalisir," imbuhnya.