Sukses

Bahaya Anak Terlalu Dekat dengan PRT

Orangtua yang sibuk kadang membuat hubungan anak dan pengasuh atau pembantu rumah tangga (PRT) jadi terlalu dekat.

Liputan6.com, Jakarta Ada risiko yang muncul di balik anak-anak yang terlalu dekat dengan pembantu rumah tangga (PRT). Sebuah forum pendidikan, "Our Children and Housemaids", membeberkan pengaruh negatif dari adanya pembantu rumah tangga terhadap anak-anak.

Pembantu rumah tangga dapat membuat anak-anak menjauh dari orangtua, dilansir dari Gulf News, Kamis (2/11/2017). Hubungan antara anak-anak dengan orangtua bisa berkurang.

Bahkan sebuah studi tahun 2005 yang diterbitkan di Journal of Childhood Research menyatakan, 58 persen anak di bawah usia tiga tahun menghabiskan 30-70 jam seminggu dengan PRT.  

Pembantu rumah tangga juga bisa memengaruhi perkembangan anak-anak, dilansir dari The New Times. Ada kecenderungan, anak bisa meniru kebiasaan dan perilaku buruk dari pembantu rumah tangga.

Untuk itu, orangtua perlu punya waktu berkualitas dengan anak. Pada tahap usia 2-3 tahun, perkembangan otak, emosional, perilaku, fisik, dan kognitif anak sedang berkembang cepat.

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kekerasan terhadap anak

Jasa menggunakan pembantu rumah tangga memang sangat membantu para orangtua yang sibuk bekerja seharian. Pekerjaan rumah, seperti mencuci dan menyetrika dapat terselesaikan.

Tak hanya itu, pengasuhan terhadap anak di rumah juga membuat orangtua tenang. Ada seseorang yang menjaga dan merawat anak di rumah.

Di sisi lain, orangtua juga perlu mencemaskan anak-anak yang menghabiskan waktu dengan pembantu rumah tangga. Tak jarang, kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan pembantu rumah tangga terjadi.

Seperti yang terjadi pada Mercy Kobugyeyo. Anaknya yang bernama Oscar hampir kehilangan kemampuan pendengarannya di tangan pembantu rumah tangga yang brutal.

"Oscar berusia 2 tahun saat kami menyewa pembantu. Kami mendapat pembantu melalui bantuan teman. Pelayan kami berusia 22 tahun. Ia tampak sebagai gadis yang baik, taat dan seseorang yang bisa dipercaya untuk memegang balita, " ujar Kobugyeyo, dikutip dari The News Times.

Namun, lama-kelamaan Oscar mulai murung dan menangis tak terkendali. Kobugyeyo membawa Oscar ke dokter. Hasil pemeriksaan, gendang telinga Oscar telah pecah.

"Anak kami dianiaya. Pada saat saya kembali ke rumah (sepulang dari dokter), pembantu itu telah menghilang dan hanya meninggalkan pakaiannya," ia menceritakan.