Liputan6.com, India Transplantasi kedua lengan yang pertama di Asia dilakukan di Institut Kedokteran Sains Amrita (AIMS), India. Shreya Siddanagowda, perempuan berumur 19 tahun yang menjadi pasiennya.Â
Mahasiswi teknik kimia Institut Manipal kehilangan kedua lengannya dalam kecelakaan di jalan raya tahun lalu. Dan, orang yang menjadi pendonornya adalah Sachin, mahasiswa 20 tahun dari Sekolah Rajagiri Ernakulam.
Advertisement
Baca Juga
Sachin mengalami cedera kepala fatal akibat kecelakaan sepeda motor beberapa hari yang lalu. Otak Sachin mati total. Kedua orangtua Sachin bersedia menyumbangkan lengan untuk Shreya, dan organ lainnya untuk ditransplantasi.
Kala itu, putri pasangan Suma Nuggihalli dan Fakirgowda Siddnagowder, manajer senior di Tata Motors, Pune, India, mengalami kecelakaan bus. Bus terbalik dan hancur, yang membuat lengan perempuan ini hancur.
Ia dilarikan ke rumah sakit dan kedua lengannya harus diamputasi dari siku. Dibutuhkan 20 ahli bedah dan 16 tim anestesi, yang dipimpin oleh Dr Subrahmania Iyer, Kepala Bagian Bedah Plastik dan Rekonstruksi Amrita Institute of Medical Science.
Simak video menarik berikut ini:
Â
Â
Â
Â
Operasi transplantasi lengan berlangsung 13 jam
"Ada banyak kesulitan saat operasi. Kami harus akurat mengidentifikasi dan menghubungkan berbagai saraf, otot, tendon, dan arteri. Dalam kasus Shreya, yang transplantasi kedua lengan termasuk jarang. Hanya 9 transplantasi yang pernah dilakukan di dunia sampai sekarang, " kata Dr Iyer, dikutip dari The New Indian Express, Sabtu (4/11/2017).
Shreya sukses menerima transplantasi lengan tersebut. Meski begitu, ia akan menjalani pengobatan seumur hidup agar tubuhnya tidak menolak organ barunya.
"Shreya saat ini sedang menjalani latihan gerakan untuk jari, lengan, pergelangan tangan, dan bahunya. Gerakan siku bisa dimulai dalam beberapa minggu. Ia akan mendapatkan kembali 85 persen gerakan lengannya dalam satu setengah tahun berikutnya," ucap Dr Mohit Sharma, ahli bedah plastik.
Â
Advertisement
Proses rehabilitasi
Perawatan yang harus dijalani adalah rehabilitasi. Shreya dan keluarganya akan tinggal di dekat rumah sakit untuk pemeriksaan rutin dan sesi rehabilitasi.
"Dia lebih cocok dengan dokter di sini. Mereka tahu riwayat kesehatannya dan sangat membantu pemulihannya," ucap Suma, ibu Shreya yang ditemani ayah Shreya, Fakirgowda Siddnagowder.
Bagi Shreya transplantasi lengan sangat bermakna bagi kelangsungan hidupnya.
"Saya pikir, kecacatan saya hanya sementara. Ini (transplantasi lengan) sangat membantu. Mudah-mudahan, dalam beberapa tahun ke depan, saya akan menjalani hidup normal," ungkapnya.