Liputan6.com, Jakarta Model-model diet kayak ketogenic maupun diet mayo tidak boleh dilakukan lebih dari dua minggu. Nekat menjadikan ragam diet itu sebagai pola sehari-hari, dapat membahayakan tubuh kita.
Kedua jenis diet ini biasa dilakukan oleh orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat. Caranya adalah tidak memasukkan sumber karbohidrat ke dalam menu makanan. Di lain pihak, tubuh kita butuh asupan karbohidrat untuk berpikir dan energi.
Advertisement
Baca Juga
"Diet no carbo lebih dari dua minggu rata-rata akan memunculkan gejala seperti telmi (telat mikir), tidak bergairah, mood swing, kulit kusam, dan rambut rontok," kata Nutrisionis dari WRP, Widya Fadila di ICE BSD, di Tangerang Selatan, pada Kamis, 2 November 2017.
Menurut Widya, ketika kita sudah merasakan hal-hal seperti itu sesudah dua minggu menjalankan diet-diet semacam itu, berarti diet tersebut sudah merusak tubuh kita.Â
"Itu merupakan respons tubuh paling alami. Tubuh mengisyaratkan bahwa model diet itu sudah merusak," kata Widya menambahkan.
Â
Â
Respons Tubuh Berbeda Jika Diet itu Sehat
Sebab, apabila diet itu sehat, respons tubuh kita tidak mungkin akan seperti itu. Biasanya juga, bila selama tiga bulan kita memutuskan untuk tidak diet dulu, berat badan akan tetap bertahan di angka normal karena metabolisme bekerja dengan baik.
"Akan tetapi kalau kita diet ekstrem, langsung naik karena makannya jadi berantakan lagi," ujar Widya.
Advertisement