Liputan6.com, Jakarta Kesibukan yang tidak pernah usai membuat seseorang terpaksa merelakan jam tidur lima hari kerja diganti pada saat libur akhir pekan. Herannya, walau waktu tidur sudah terbayar, tubuh tetap terasa tidak segar. Mengapa?
Cara bekerja tubuh, dilansir dari laman Lifehack, Minggu (5/11/2017)Â tidak seperti bank. Tubuh tidak bisa berutang kebutuhannya--semisal tidur--untuk kemudian dibayar saat seseorang bisa memenuhinya.
Baca Juga
Setiap seseorang mengurangi jatah waktu tidurnya dan berencana mengembalikan tenaga dengan tidur panjang di hari pekan, tidak akan berpengaruh pada kesegaran tubuh. Karena seberapa pun Anda membayar kurangnya waktu istirahat yang dibutuhkan tubuh, Anda tidak bisa mengembalikan energi yang hilang tersebut.
Advertisement
Seseorang mungkin bisa membayar utang kurangnya jam tidur semalam, tapi bukan kekurangan jam tidur selama beberapa hari. Sebuah penelitian di Northwestern University menunjukkan bahwa binatang yang kurang tidur tidak pernah memberikan kompensasi pada waktu tidur berikutnya. Begitu pula asumsi yang dilakukan tubuh manusia menurut para peneliti.Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â
Â
Tidur adalah kebutuhan utama
Sesibuk apa pun seseorang, tidur dikatakan adalah kebutuhan manusia. Itu sebabnya wajib segera dipenuhi. Lagipula, saat seseorang mengantuk, pekerjaan sekecil apapun akan sulit dilakukan karena berkurangnya fokus.
Kekurangan tidur juga berakibat pada seringnya seseorang menjadi lupa. Lebih parahnya lagi, kurangnya tidur yang berkepanjangan akan berakibat pada menurunnya kemampuan belajar verbal dan kemampuan kognitif seseorang.
Saat seseorang berhasil menghilangkan kebiasaan berutang jam tidur, tubuh akan akan menemukan sendiri jam tidur yang tepat dan diperlukan masing-masing individu.
Peneliti sebenarnya juga menemukan korelasi antara gen dan kebiasaan tidur. Oleh karena itu, jelas bahwa seseorang tidak bisa semerta-merta mengubah kebiasaan tidurnya yang bertolak belakang dari kandungan gen yang dimilikinya.
Advertisement