Liputan6.com, Jakarta Ancaman kematian jauh dari hidup pasien dengan komplikasi diabetes ke ginjal. Hanya saja hari-hari pasien akan diisi dengan rutinitas cuci darah.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah, Wismandari Wisnu, cuci darah yang bagus dalam seminggu adalah tiga kali, minimal adalah dua kali.
Advertisement
Baca Juga
Biaya untuk satu kali cuci darah tidak murah. Belum lagi uang yang harus dikeluarkan untuk transportasi. Hal-hal ini yang cukup mengganggu pikiran pasien dan keluarga pasien itu sendiri.
"Walaupun sekarang sudah bisa dibiayai oleh pemerintah, yaitu dengan BPJS Kesehatan, tetap saja itu merupakan satu beban untuk si pasien. Biarpun tidak menyebabkan kematian, ternyata (komplikasi diabetes ke ginjal ini) sangat mengganggu," kata Wismandari dalam diskusi Cegah Komplikasi Diabetes Sedini Mungkin di Senayan City, Jakarta pada Selasa, 7 November 2017.
Â
Harus Cuci Darah
Komplikasi diabetes ke ginjal bisa terjadi karena faktor genetik, gula darah, dan tekanan darah yang tidak bagus. Bila sudah seperti ini, mau tidak mau pasien harus mulai terbiasa dengan kegiatan cuci darah.
Sebab, ginjal pada pasien diabetes tidak berfungsi semestinya. Ginjal berfungsi sebagai penyaring dalam tubuh. Kadar gula yang tinggi secara perlahan akan merusak kemampuan ginjal untuk menyaring produk yang tidak diperlukan tubuh.
"Fungsi saringan rusak, menyebabkan saringan bocor. Sehingga protein-protein yang seharusnya dibutuhkan tubuh, malah keluar lewat urine," kata Wismandari
Kondisi ini jika didiamkan, dapat menyebabkan kebocoran yang semakin luas. Itu mengapa harus melakukan cuci darah.
"Atau yang sekarang sudah bisa dilakukan di Indonesia yaitu dengan melakukan transplantasi ginjal," kata dia menjelaskan.
Wismandari menambahkan bahwa diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua untuk cuci darah, setelah hipertensi.
"Saat ini yang paling tinggi di Indonesia adalah hipertensi. Kalau di luar negeri, diabetes menjadi nomor satu," kata Wismandari menekankan.
Advertisement