Liputan6.com, Jakarta Usai upacara ijab kabul, Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu resmi menjadi suami istri, di Graha Saba Buana, Solo, Rabu (8/11/2017).
Setelah beberapa saat bersalam-salaman dengan tamu, upacara Panggih dilanjutkan. Upacara ini merupakan bagian akhir atau babak lima dan puncak acara dalam adat pernikahan Jawa sebelum dilaksanakan resepsi.
Baca Juga
HR Sumarsono dalam bukunya Tata Upacara Pengantin Adat Jawa menyebutkan urutan upacara panggih ini, antara lain:
Advertisement
a. Liron kembar mayang. Saling tukar kembar mayang antarpengantin, bermakna menyatukan cipta, rasa dan karsa untuk bersama-sama mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan.
b. Gantal. Daun sirih digulung kecil diikat benang putih yang saling dilempar oleh masing-masing pengantin, dengan harapan semoga semua godaan akan hilang terkena lemparan itu.
c. Ngidak endhog. Pengantin putra menginjak telur ayam sampai pecah sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya.
d. Pengantin putri mencuci kaki pengantin putra dengan air bunga setaman. Ini bermakna semoga benih yang diturunkan bersih dari segala perbuatan yang kotor.
e. Minum air degan. Air ini dianggap sebagai lambang air hidup, air suci, air mani (manikem).
f. Dikepyok dengan bunga warna-warni. Mengandung harapan mudah-mudahan keluarga yang akan mereka bina dapat berkembang segala-galanya dan bahagia lahir batin.
g. Masuk ke pasangan. Bermakna pengantin yang telah menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.
h. Sindur. Sindur atau isin mundur, artinya pantang menyerah atau pantang mundur. Maksudnya pengantin siap menghadapi tantangan hidup dengan semangat berani karena benar. Setelah melalui tahap panggih, pengantin diantar duduk di sasana riengga, di sana dilangsungkan tata upacara adat Jawa.
i. Timbangan. Bapak pengantin putri duduk di antara pasangan pengantin, kaki kanan diduduki pengantin putra, kaki kiri diduduki pengantin putri. Dialog singkat antara Bapak dan Ibu pengantin putri berisi pernyataan bahwa masing-masing pengantin sudah seimbang.
Â
Saksikan Video Berikut Ini :
Tanem
j. Tanem. Selanjutnya, ayah mendudukkan sepasang pengantin dikursi mahligai perkawinan. Itu untuk memperkuat persetujuannya terhadap perkawinan itu dan memberikan restunya.
k. Tukar Kalpika. Mula-mula, pengantin pria meninggalkan kamarnya dengan diapit anggota laki-laki keluarga (saudara laki-laki dan paman-paman). Seorang anggota keluarga yang dihormati terpilih untuk berperan sebagai kepala rombongan.
Pada waktu yang sama, pengantin perempuan juga meninggalkan kamar sambil diapit oleh bibi-bibinya untuk menemui pengantin pria. Sekarang kedua pengantin duduk di meja dengan wakil-wakil dari masing-masing keluarga, dan kemudian saling menukarkan cincin sebagai tanda cinta.
l. Kacar kucur. Sepasang pengantin dengan bergandengan dengan jari kecilnya berjalan menuju depan krobongan, tempat di mana upacara tampa kaya diadakan. Upacara kacar kucur ini menggambarkan suami memberikan seluruh penghasilannya kepada istri. Dalam ritual ini, suami memberikan kepada istri berupa kacang, kedelai, beras, jagung, nasi kuning, dlingo bengle, beberapa macam bunga dan uang logam dengan jumlah genap. Istri menerima dengan segenap hati dengan selembar kain putih yang ditaruh diatas selembar tikar tua yang diletakkan diatas pangkuannya. Artinya istri akan menjadi ibu rumah tangga yang baik dan berhati-hati.
Di masa dulu, ritual tampa kaya, dhahar kembul dan lainnya memang dilakukan di depan krobongan yang ada di senthong tengah (ruang tengah rumah kuno yang biasa dipakai untuk melakukan sesaji). Pada masa kini, ritual tersebut tetap diadakan meskipun upacara perkawinan diadakan di gedung pertemuan atau hotel. Dekorasi di belakang kursi temanten adalah ukiran kayu yang berbentuk krobongan. Ini untuk mengikuti perkembangan zaman dan sekaligus tetap melestarikan tradisi.
m. Dulangan. Antara pengantin putra dan putri saling menyuapi. Hal ini mengandung kiasan laku memadu kasih di antara keduanya (simbol seksual). Dalam upacara dulangan ada makna tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) dilambangkan dengan sembilan tumpeng. Maknanya:
- tumpeng tunggarana : agar selalu ingat kepada yang memberi hidup.
- tumpeng puput : berani mandiri.
- tumpeng bedhah negara : bersatunya pria dan wanita.
- tumpeng sangga langit : berbakti kepada orang tua.
- tumpeng kidang soka : menjadi besar dari kecil.
- tumpeng pangapit : suka duka adalah wewenang Tuhan Yang Maha Esa.
- tumpeng manggada : segala yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi.
- tumpeng pangruwat : berbaktilah kepada mertua.
- tumpeng kesawa : nasihat agar rajin bekerja.
n. Rujak Degan. Acara pembuka untuk anak pertama, memohon supaya segera memiliki anak. Rujak degan artinya agar dalam pernikahan selalu sehat sejahtera.
o. Tumplak Punjen. Tumplak punjen artinya semua anak yang dipunji (menjadi tanggung jawab orangtua) telah dimantukan (ditumpak). Secara umum upacara Tumplak Punjen adalah dengan cara menumpahkan punjen (pundi - pundi) yang berisi peralatan tumplak punjen.
Tasyakur (puji syukur) kepada Allah SWT, karena telah menuntaskan tanggung jawab untuk menikahkan putrinya, memberitahukan kepada kerabat bahwa tugas untuk menikahkan putrinya telah selesai, memberitahu kepada anak bahwa tugas orangtua telah selesai, tanda cinta kasih orangtua kepada anak tanda bakti anak kepada orangtua (ditandai dengan sungkeman), teladan agar suka bersedekah kepada sesama, harapan dan doa orangtua untuk kebahagiaan anak cucu.
Pelaksanaan tumplak punjen dilakukan pada rangkaian acara Panggih Penganten, yaitu sebelum Besan Mertui atau Mapag Besan (menjemput Besan). Tata laksananya sebagai berikut:
- Sambutan dari wakil putra putri yang ditujukan untuk bapak ibu
- Jawaban dari bapak ibu
- Sungkeman, mulai dari anak sulung sampai ke anak bungsu (penganten) beserta pasangan masing - masing (menantu). Saat sungkem orang tua memberikan katung kecil yang berisi biji - bijian, beras kuning, empon - empon, bunga sritaman, dan uang logam. Boleh juga berupa hadiah yang lebih besar nilainya (misal : perhiasan). Kantung - kantung kecil tersebut diambil dari bokor kencana (bokor keemasan).
Isi bokor selengkapnya adalah : kantung - kantung kecil, biji - bijian (beras kuning, kedele, jagung, empon - empon, kembang sritaman, dan uang. Isi bokor tersebut biasa juga disebut udhik - udhik.
- Setelah sungkeman selesai, orangtua menyebar isi bokor (udhik - udhik) dan semua anak cucu dan para tamu, boleh berebut. Udhik - udhik agar disisakan sedikit untuk tata laksana berikutnya.
- Sisa udhik - udhik ditumplak (ditumpahkan) di depan pelaminan.
Advertisement
Bubak Kawah
p. Bubak kawah. Makna dari prosesi ini adalah untuk membuka jalan atau mantu yang pertama. Bubak Kawah sendiri itu bentuknya seperti tandu yang diisi dengan berbagai macam barang. Biasanya sih barang-barang peralatan dapur. Seperti panci, piring, sendok, teflon dan lain sebagainya. Prosesi Bubak Kawah sendiri kurang lebih seperti ini: petugas memikul bubak kawah menuju tempat pelaminan, kemudian pengantin pria dan wanita akan memeriksa kelengkapan bubak kawah. Kemudian bubak kawah akan dibawa petugas ke depan tamu-tamu untuk diperebutkan.
q. Penyerahan Cikal. Sebagai tanda agar kehidupan mendatang menjadi orang berguna dan tak kurang suatu apapun.
r. Penyerahan Jago Kisoh sebagai tanda melepaskan anak dengan penuh ikhlas. Acara tukar-menukar kembang mayang diawali tukar-menukar manuk cengkir gading, sebagai simbol agar kedua pengantin menjadi pasangan yang berguna bagi keluarga dan masyarakat
s. Mertuai / mapag besan. Kedua orang tua pengantin putri menjemput kedua orang tua pengantin pria didepan rumah ( untuk perkawinan digedung menjemputnya didepan ruangan tempat berlangsungnya acara ritual) dan mempersilahkan mereka masuk rumah/ ruangan tempat upacara, selanjutnya mereka berjalan bersama menuju ketempat upacara. Ibu-ibu berjalan didepan, bapak-bapak mengiringi dari belakang. Kedua orang tua pengantin pria didudukkan sebelah kiri pengantin, orang tua pengantin putri duduk disebelah kanan penganten.
t. Sungkeman. Sungkeman adalah ungkapan bakti kepada orang tua, serta mohon doa restu. Caranya, berjongkok dengan sikap seperti orang menyembah, menyentuh lutut orang tua pengantin perempuan, mulai dari pengantin putri diikuti pengantin putra, baru kemudian kepada bapak dan ibu pengantin putra.