Liputan6.com, Jakarta Dokter Helmi memiliki catatan pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebelum menembakkan enam peluru ke tubuh istrinya, dokter Letty. Sebelum ini, kasus serupa dengan latar belakang KDRT yang menyebabkan nyawa salah satu pasangan melayang, pernah terjadi.
"Kita geger dan sedih kala suami menghabisi istrinya dengan sekian banyak peluru. Padahal boleh jadi ini 'hanya' sebuah titik ekstrem dalam spektrum KDRT. Realitanya, KDRT sudah menjadi fenomena," kata psikolog forensik, Reza Indragiri.
Baca Juga
Menurut Indra, titik paling tinggi tindakan KDRT adalah membuat pasangan kehilangan nyawa.Â
Advertisement
Agar tak sampai ke titik tersebut, Indra mengingatkan pentingnya pasangan yang terlibat dalam hubungan KDRT melakukan anger management atau pengendalian emosi.
Pengendalian emosi adalah suatu tindakan mengatur pikiran, perasaan, nafsu amarah dengan cara positif serta diterima secara sosial. Hal ini bisa mencegah sesuatu yang buruk atau merugikan diri sendiri atau orang lain.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Pengendalian emosi gagal, lebih baik cerai
"Kalau (anger management) tidak mujarab, cerai saja," kata Indra ke Health-Liputan6.com, Jumat (10/11/2017).
Tentu tidak mudah bagi pasangan yang sudah menikah untuk memutuskan bercerai. Walau menyakitkan, menurut Indra, perceraian tetap "lebih baik" daripada nyawa lepas dari badan.
Advertisement