Sukses

Sindrom Pra-Menstruasi di Usia 20, 30, dan 40, Apa Bedanya?

Normalnya, intensitas kondisi pra-menstruasi tersebut akan mengalami perbedaan seiring pertambahan usia.

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 85 persen dari wanita mengalami setidaknya satu gejala sindrom pra-menstruasi (PMS) seminggu sebelum datangnya ‘tamu’ bulanan tersebut. Gejala biasanya seperti kembung, kram, dan perubahan mood. Namun ada juga yang mengalami beberapa kondisi seperti kelelahan, munculnya jerawat, sakit kepala, mengerasnya payudara, dan depresi.

Normalnya, intensitas kondisi PMS tersebut sangat bervariasi setiap bulannya, namun seiring dengan bertambahnya usia, akan terjadi beberapa perubahan.

Suzan Fenske, MD, seorang asisten profesor ilmiah obstetri, ginekologi dan reproduksi pada Icahn School of Medicine, New York, memberikan penjabaran beberapa perubahan sindrom pra-menstruasi yang akan terjadi pada usia 20 hingga 40an, seperti dikutip dari laman Health, Rabu (15/11/2017).

Usia 20an, PMS bisa sangat menyulitkan

Pada rentang usia ini, PMS sangatlah berubah-ubah dan tidak menentu. “PMS cenderung lebih buruk pada wanita usia ini (20an), karena pada rentang usia ini fluktuasi hormon sangat mudah terjadi,” ujar Dr. Fenske. Belum jelas mengapa beberapa wanita mengalami gejala yang lebih agresif daripada wanita lainnya.

Gaya hidup tertentu pada wanita usia 20an--kurang tidur, jadwal makan yang tidak teratur, merokok, dan kurang olahraga--bisa memperburuk gejala pra-menstruasi. Jadi, masalah kulit, kelelahan, dan suasana hati yang buruk, sebagai contohnya, bisa jadi lebih parah dan masih sulit dikendalikan.

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 3 halaman

Usia 30an, PMS akan mereda

Pada rentang usia ini, PMS cenderung lebih ringan dan tidak terasa ekstrim. Wanita usia 30an akan mengalami lebih sedikit gejala PMS, atau akan lebih ringan dari yang biasanya mereka rasakan.

Alasannya; Untuk sebagian besar wanita, usia 30an adalah rentang usia saat mereka menjadi ibu. Kehamilan serta proses pemberian ASI bisa menangguhkan gejala PMS, ujar Dr. Fenske. Kehamilan jjuga akan menunda ovulasi dan rutinitas mensturasi, sehingga dengan sendirinya tidak akan ada gejala PMS.

Namun, terkadang usia 30an merupakan waktu terburuk PMS. Hal ini bisa terjadi jika pada usia 20an Anda menggunakan pil kontrasepsi kemudian menghentikan penggunaan pil kontrasepsi untuk memiliki anak.

Pada saat-saat tersebut bisa terjadi peruubahan hormonal yang luar biasa, karena hormon alami Anda akan kembali dan akan terjadi fluktuasi setiap minggunya yang menyebabkan terjadinya PMS.

3 dari 3 halaman

Memasuki usia 40an, PMS akan kembali memburuk

PMS pada usia 40an awal bisa sangat mirip dengan gejala yang Anda alami ketika Anda berada pada usia 30an. Gejala PMS juga akan menjadi semakin buruk ketika Anda sudah mencapai masa perimenopause, rentang waktu 5-10 tahuns sebelum Anda mencapai menopause. Intinya, apapun gejala yang Anda miliki kemungkinan besar intensitasnya akan meningkat.

Dan yang lebih menyulitkan lagi, menstruasi Anda akan menjadi semakin tidak teratur akibat menurunnya tingkat hormon. Anda tidak akan bisa mengira kapan datangnya perubahan mood, kelelahan, atau masalah PMS lainnya.

Mengatasinya

Pada usia berapapun Anda berada sekarang, salah satu kunci untuk mengatur PMS adalah dengan mengadopsi gaya hidup sehat-makan teratur dan sehat, olahraga, serta menghindari stres.

Video Terkini