Sukses

Komnas PP KIPI Telusuri Sebab Siswa Meninggal karena Vaksin Cacar

Kasus kematian siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) diduga karena vaksin cacar akan diinvestigasi lebih lanjut

Liputan6.com, Jakarta Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) mengatakan kasus kematian siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Yayasan Al Hikmah Palembang, JM (8) setelah suntik vaksin cacar akan ditelusuri lebih lanjut.

Dalam sambungan telepon, Ketua Komnas PP KIPI, Hindra Irawan Satari menuturkan, gejala yang dialami JM tidak bisa digeneralisir dengan kasus lain.

"Gejalanya apa? panas tinggi, tangan membengkak, kedua kaki lumpuh, berapa lama setelah suntik dia meninggal?. Padahal vaksin ini tidak menyebabkan panas tinggi," katanya, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (15/11/2017).

Menurut Hindra, kejadian imunisasi harus dilihat sumber kejadiannya. Ada dua parameter, yakni gejala awitan (awal) dari mulai suntikan sampai timbul gejala. Kemudian, apakah yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit lain.

"Setiap anak memiliki gejala yang berbeda setiap habis suntik. Anak sekarang punya riwayat vaksinasi sebelumnya. Itu juga dilihat," ujarnya.

Terkait kasus yang menimpa JM, kata Hindra, sejauh ini Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Palembang telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengetahui penyebab meningalnya JM.

"Baru tadi pagi dapat laporannya. Besok mungkin kita bisa tahu hasilnya," pungkasnya.

 

Simak video berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Kronologi kematian JM

Sebelumnya, JM (8), siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Yayasan Al Hikmah Palembang, dinyatakan meninggal dunia beberapa hari setelah menjalani suntik vaksinasi di sekolahnya.

Setelah disuntik vaksin, JM masih melakukan aktivitas seperti biasa bersama teman-temannya. Saat JM pulang ke rumahnya di Jalan Pancau Usaha Lorong Parlova Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang, kondisi tubuhnya mulai melemah.

Seusai bermain, tiba-tiba JM mengalami gangguan kesehatan, seperti panas tinggi, tangan membengkak, bahkan kedua kakinya lumpuh mendadak. Kedua orang tuanya pun langsung membawa JM ke puskesmas terdekat.

JM lalu mengkonsumsi obat yang diberikan petugas puskesmas. Namun, kondisi JM semakin memburuk hingga keesokan harinya. Pada Sabtu (8/11/2017) sore, JM dibawa ke Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Palembang.

Kendati sudah mendapatkan perawatan intensif, kondisi JM belum menunjukkan kemajuan. Bahkan, tubuhnya semakin melemah. JM pun sempat meminta kepada kedua orang tuanya agar bisa pulang ke rumah.

Namun pada hari Selasa (14/11/2017) pagi, kondisi JM tiba-tiba menurun drastis. Sekitar pukul 09.00 WIB, JM mengembuskan napas terakhir.