Sukses

Saat Anak Anda Menjadi Transgender, Apa yang Harus Dilakukan?

Saat anak Anda mengaku menjadi transgender, apa yang harus dilakukan oleh orangtua?

 

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 20 November diperingati sebagai Transgender Day of Remembrance (TDoR). Hari tersebut digunakan untuk mengenang masyarakat transgender yang mengalami kekerasan dan telah dibunuh sebagai akibat adanya kebencian terhadap kaum ini.

Lalu, apa yang harus kita lakukan apabila anak kita yang menjadi transgender?

Di era milenial ini, kebebasan berekspresi semakin mudah dilakukan, terutama melalui media sosial. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk menunjukkan seperti apa diri mereka, termasuk apabila mereka merupakan seorang transgender.

Mengutip laman Psychology Today, Senin (20/11/2017), seorang ibu harus mendukung apapun keadaan sang anak, salah satunya jika dia memilih menjadi seorang transgender. Peran orangtua juga dibutuhkan agar anak tidak merasa terpuruk dan bisa melanjutkan hidupnya. Menurut dosen psikiatri dari Wayne State University, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendukung anak yang menjadi transgender.

1. Terima identitas anak

Jika Anda menolak identitas sang anak sebagai transgender, hal ini dapat membuatnya merasa terpukul. Jika anak Anda telah mengakui dirinya seorang transgender, kemungkinan besar dia sudah memikirkannya secara matang.

Meski beberapa orang menganggap transgender sebagai fase sementara dan sebagian mereka bisa berubah pikiran, namun tidak ada salahnya untuk menerima kondisi anak. Selain itu, bicarakan mengenai penyebab anak memilih menjadi transgender dan bantulah dia melewati masa sulit tersebut.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

2. Pelajari apa yang menimpa anak

Orangtua perlu mempelajari apa yang membuat anaknya mengalami perubahan dan memilih menjadi transgender. Selain itu, orangtua juga harus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan gender. Hal ini akan membantu Anda lebih memahami anak dan menemukan cara untuk membantunya.

3. Awasi dan arahkan

Meski menjadi transgender, anak Anda tetaplah anak Anda. Jangan anggap dia sebagai anak yang berubah menjadi orang asing. Justru, Anda sebaiknya menjadi teman terdekatnya. Anda bisa mengawasi dan mengarahkan anak dalam mengambil sikap dan menjalani apa yang dia pilih. Misalnya, menentukan siapa saja yang boleh tahu mengenai identitasnya sebagai transgender.

Meski begitu, cobalah untuk mencari cara agar anak tidak terjerumus lebih dalam. Bantu anak jika dia ingin kembali ke kehidupan sebelum menjadi transgender.

4. Bantu diri sendiri agar bisa membantu anak

Transgenderisme bisa menjadi tantangan bagi keluarga, terutama dalam menghadapi padangan kerabat mengenai kondisi tersebut. Meskipun kondisi anak juga memberatkan Anda, tapi pahamilah bahwa anak Anda merasakan hal yang jauh lebih berat dari yang Anda rasakan.

Untuk dapat membantunya, bantulah dulu diri Anda untuk bisa menghadapi kenyataan. Jika Anda sudah bisa beradaptasi, carilah dukungan profesional seperti psikolog untuk membantu Anda menghadapi dan membantu anak Anda.

Saat ini setidaknya ada 1,4 juta orang dewasa yang hidup sebagai transgender. Anak Anda tidak sendiri, dia juga bisa memiliki kehidupan dewasa yang bahagia. Hal ini dapat terwujud hanya jika dia mendapatkan dukungan.