Liputan6.com, Inggris Lebih dari 40 tahun lamanya, pendeta yang kesehariannya bertugas di Methodist Church's, Inggris ternyata seorang transgender. Joy Everingham, 46, diam-diam menghabiskan waktu selama bertahun-tahun memoles bibirnya dengan lipstik.
Baca Juga
Advertisement
Ia juga mengenakan pakaian wanita. Ini terjadi sebelum akhirnya identitas Joy terbongkar di hadapan publik, tiga tahun yang lalu. Ini adalah pertama kalinya seorang transgender ditunjuk sebagai pendeta di gereja tersebut.
Pendeta transgender asal Canterbury ini mengatakan, ia pertama kali tahu dirinya 'berbeda' saat berusia 5 tahun.
"Saya tidak seperti anak laki-laki, saya selalu seperti anak perempuan. Saya melewati masa remaja dengan perjuangan. Saya pernah dipukuli (oleh orangtua) dengan tongkat. Karena saya pakai riasan dan pakai sepatu ibu saya," aku Joy, dikutip dari Telegraph, Senin (20/11/2017).
Ketika memakai riasan, pendeta transgender merasa lega dan tenang dengan penampilannya. Tapi pada saat bersamaan, ia mengaku dirinya merasa bersalah dan berdosa. Lipstik diperuntukkan bagi anak perempuan, sementara dirinya terlahir sebagai anak laki-laki.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Dirahasiakan dari istri
Pada usia 19 tahun, Joy mulai berkencan dengan sahabatnya, Ruth. Pasangan itu menikah saat Joy berusia berusia 22 tahun.
Selama delapan tahun mengarungi bahtera rumah tangga, Ruth tidak menyadari kehidupan rahasia suaminya. Ia tidak sadar, sang suami menyembunyikan pakaian di loteng dan berpakaian layaknya wanita.
Tapi tak lama setelah kelahiran putra pertamanya, Joy yang kala itu berusia 27 tahun pergi ke Leeds dalam sebuah perjalanan rahasia. Perjalanan rahasia itu menuju klub transgender. Setelah perjalanan tersebut, Joy merasa sangat nyaman dengan diri sendiri.
"Saya berpikir, tidak ingin kembali menjadi seperti apa adanya (menjadi pria). Saya harus memberi tahu Ruth. Kami duduk di tempat tidur dan saya mulai menangis. Itu momen yang mungkin hal tersulit yang pernah saya lakukan," ujar Joy.
Setelah mengakui kalau dirinya sebenarnya berjiwa wanita, Ruth ternyata menerimanya. Ia siap membantu Joy menjajaki identitas baru dirinya. Meskipun begitu, Ruth tidak ingin identitas asli Joy yang transgender terungkap ke publik.
Joy yang harus menyembunyikan identitas dirinya menjadi sangat depresi. Pada usia 45 tahun, Joy dirujuk ke klinik gender dan didiagnosis menderita disforia gender (gangguan identitas gender).
Advertisement
Sedikit terlihat 'berbeda'
Selama dua tahun, Joy mengikuti pelatihan pendeta di Birmingham. Ia mulai bekerja di Methodist Church's, St Peter di Canterbury pada September 2014.
Sejak bekerja di geraja itulah, Joy mulai hidup sebagai wanita sepenuhnya. Lantas bagaimana dengan istrinya?
"Ruth mencintai saya yang sekarang (menjadi wanita). Saya tidak yakin, dia benar-benar tertarik kepada saya secara seksual lagi. Tapi setidaknya, kami masih cinta dan berteman baik. Dia masih melihat saya sebagai orang yang sama, saya hanya terlihat sedikit berbeda," tambahnya.