Liputan6.com, Jakarta Gejala difteri memiliki kemiripan dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Walau begitu, ada satu gejala yang membedakan antara difteri dan ISPA.
"Gejala difteri sama dengan ISPA seperti demam, batuk, ada sesak napas. Namun, ada perbedaannya. Ada pseudomembran (selaput) putih-putih tebal sekali di tenggorokan, ini khas difteri," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Subuh di Jakarta Pusat, ditulis Selasa (5/12/2017).
Baca Juga
Bila ditemukan selaput putih pada individu yang diduga difteri, segera lanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium. Lalu, bila positif difteri, pasien akan mendapatkan antibiotik jenis eritromisin dan antidifteri serum (ADS).
Advertisement
Difteri adalah penyakit menular karena kuman Corynebacterium diptheriae. Oleh karena itu, bakal dicari orang yang kontak dengannya, seperti keluarga atau petugas kesehatan, yang melayani pasien. Kemudian pasien akan diberikan obat profilaksis untuk memberikan perlindungan tubuh.Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Umum terjadi pada anak-anak
Pada umumnya, difteri menyerang anak-anak usia 5-9 tahun. Penyebab utama anak-anak usia tersebut terinfeksi karena tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Namun, bisa saja orang dewasa juga terkena difteri. "Yang tertua, kami temukan 45 tahun di Jawa Timur. Jadi, sebenarnya difteri tidak terbatas pada usia," kata Subuh lagi.
Selain itu, difteri juga bisa datang kapan saja tidak tergantung musim. Terbukti dari Januari-November 2017 ada kasus difteri yang ditemukan di 95 kabupaten/kota pada 20 provinsi di Indonesia.
Advertisement