Liputan6.com, Bandung Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan sebanyak 116 kasus penyakit difteri yang menyebabkan 13 kematian terjadi di Jawa Barat sepanjang tahun 2017. Angka kematian akibat penyakit difteri itu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 221 kasus dengan jumlah kematian 10 orang. Sebagian besar kasus difteri tersebut terjadi di daerah berkembang di Jawa Barat.
Penyakit difteri ditularkan melalui percikan air liur, muntahan, luka, kontak langsung penderita difteri saat inkubasi yang berasal dari kuman penyebab bernama corybacterium diptheriae. Sedangkan masa inkubasinya sendiri dalam kurun waktu 2-5 hari dan masa penularan dari penderita 2-4 minggu sejak masa inkubasi. Sementara penularan dari penderita utama sampai enam bulan. Jika tidak ditangani segera bisa berakibat kematian.
Baca Juga
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar, penyakit difteri yang dapat melumpuhkan sistem pernapasan, fungsi jantung dan organ otak terhadap anak-anak itu diklaim bisa dicegah dengan melakukan imunisasi.
Advertisement
"Yaitu masyarakat tadi, belum tentu perkotaan lebih sadar tentang imunisasi. Kalau di pedesaan biasanya lebih nurut, jadwal imunisasi pake kentongan langsung datang ke Posyandu kan," kata Dodo Suhendar di Kantor Dinas Kesehatan, Jawa Barat, Jalan Pasteur, Bandung, Rabu (6/12/2017).
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â Â
Â
Â
Banyak ditemukan di daerah berkembang
Dodo Suhendar mengatakan saat ini kasus difteri banyak ditemukan di daerah berkembang disebabkan gaya hidup warga yang kurang memperhatikan kondisi kesehatan, salah satunya memberikan imunisasi terhadap anaknya. Kesibukan yang tinggi menyebabkan luputnya pemberianimunisasi.
Dodo menyebutkan, daerah berkembang dengan kasus difteri terbanyak adalah Purwakarta. Ada 21 kejadian kasus difteri dengan 1 orang meninggal dunia. Di posisi berikutnya ada Karawang dengan 13 kasus difteri, Depok dan Bekasi 12 kasus, dan Garut 11 kasus. Untuk daerah lainnya disebutkan oleh Dodo, hanya tercatat dibawah sepuluh kasus difteri.
Dodo mengaku adanya daerah yang belum terjangkau dan penolakan olehsebagian warga soal imunisasi, menjadi tugas utama mendatang dalam perbaikan pemberian informasi.
"Jika belum diimunisasi segera lakukan. Intinya jangan sampai telat apabila terdapat gejala mirip difteri segera periksakan. Itu yang membuat banyaknya kasus meninggal," ujar Dodo.
Advertisement