Liputan6.com, Jakarta Beberapa bulan yang lalu Anda pasti pernah mendengar kasus kembar siam anak Al Putri Dewi Ningsih (Dewi) dan Al Putri (Putri) Anugrah. Mereka berasal dari Garut, Jawa Barat. Tubuh mereka memiliki dua kepala, dua badan, empat tangan, dan tiga kaki (dua kaki fungsional 1 kaki rudimenter) serta saling melekat pada sejumlah organ vital seperti saluran kencing dan pembuluh darah sehingga tidak memungkinkan untuk dipisahkan.Â
Usia mereka sekarang makin bertambah, diiringi dengan makin bertambah panjang dan berat kedua tubuhnya. Kemampuan aktivitasnya pun kian meningkat, tapi sayangnya kemampuan tersebut terbatas karena hambatan bergerak. Aktivitas menulis atau makan hanya dapat dilakukan dengan posisi setengah tengkurap. Anak Putri akan menumpu dengan tangan kanan dan beraktivitas dengan tangan kiri, sedangkan Dewi sebaliknya. Kemampuan lainnya seperti kemampuan mobilisasi juga menjadi perhatian karena tubuh yang menyatu dan terdiri dari 2 tungkai fungsional. Kemampuan komunikasi sampai saat ini masih sesuai usia. Usia mereka sekarang 4 tahun 9 bulan. Paska operasi pengangkatan kaki rudimenter yang mengganggu posisi duduk, mereka dapat duduk lebih nyaman.
Rehabilitasi medik adalah proses mengembalikan kemampuan fungsi tubuh atau anggota tubuh yang sakit, cedera, menderita kelainan karena penyakit, agar dapat berfungsi lagi seoptimal mungkin. Layanan Rehabilitasi Medik bersifat tim yang terdiri dari Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, pekerja social medik dan psikolog. Sebagian anggota tim rehabilitasi anak yang terdiri dari dr. Ellyana Sungkar, SpKFR, dr. Marietta Shanti Prananta, SpKFR, dan Lydia Kidarsa, ST, MSc, MA(RCA) DIC, bersama-sama menganalisis alat bantu aktivitas yang diperlukan oleh sang kembar. Analisis terhadap tulang belakang, gerak, anggota gerak bawah dan atas, serta posisi arah pandang menjadi pertimbangan Spesialis Rehabilitasi Medik tersebut terhadap peresepan kursi yang dibutuhkan. Perkembangan Putri dan Dewi memerlukan terapi lain selain latihan untuk beraktivitas dan menggunakan alat bantunya seperti terapi okupasi dan fisioterapi. Terapi okupasi bermanfaat untuk melatih motorik halus dan keterampilan aktivitas sehari-harinya, misalnya makan dan menulis. Fisioterapi juga diperlukan untuk melatih kekuatan otot anggota gerak atas dan terutama anggota gerak bawah, serta kontrol posturnya.
Advertisement
Sekarang, kursi itu telah digunakan oleh Dewi dan Putri. Mereka dapat beraktivitas menulis, menggambar dan makan. Mereka juga dapat berpindah dengan cara menggerak-gerakkan kaki masing-masing yang hanya satu mereka miliki dari setiap tubuhnya. Dewi dan Putri tampak ceria dan senang, serta lebih aktif.Â
Program Rehabilitasi Medik dan alat bantu yang diperlukan oleh mereka tidak cukup sampai di sini. Makin bertambahnya usia dan kemampuan, maka akan diperlukan alat bantu selanjutnya sesuai kondisi mereka. Program rehabilitasi medik akan dibutuhkan sepanjang hidupnya untuk mencapai fungsi yang optimal.Â
Â
Disampaikan oleh:
Marietta Shanti SpKFR
Ellyana Sungkar, SpKFR
Divis Rehabilitasi Medik Pediatri RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â
Â