Sukses

Difteri Merajalela karena Orangtua Abai, Kok Bisa?

Semua orangtua kalau ditanya tentang kelengkapan imunisasi difteri selalu menjawab lengkap.

Liputan6.com, Jakarta Difteri kembali merebak beberapa pekan terakhir. Kementerian Kesehatan melaporkan, hingga saat ini, 38 anak Indonesia dinyatakan meninggal karena terserang penyakit difteri dan lebih 600 anak dirawat di rumah sakit karena terserang difteri di 120 kota/kabupaten.

Dr Soedjatmiko SpA mengatakan, kejadian ini seharusnya menjadi peringatan orangtua untuk mengecek kembali kelengkapan imunisasi. "Semua orangtua kalau ditanya tentang kelengkapan imunisasi DPT selalu menjawab lengkap.

Pasien-pasien yang sakit difteri ketika dilihat catatan di KMS/kartu catatan imunisasi/atau buku KIA 70-80 persen DPT DT Td tidak lengkap," katanya, melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Senin (18/12/2017).

Menurut Soedjatmiko, yang disebut lengkap, bila sampai dua tahun imunisasi DPT empat kali. Sampai umur lima tahun DPT lima kali. 

"Umumnya sampai usia sekolah imunisasi DPT hanya 3-4 kali. Itu sebabnya KLB Difteri banyak terjadi pada umur sekitar 5 sampai dengan 10 tahun," ujarnya.

 

Simak video berikut:

2 dari 2 halaman

Cek kartu imunisasi, KMS atau KIA

Untuk kepastian imunisasi DPT lengkap, lanjut Soedjatmiko, lihat catatan di kartu imunisasi, Kartu Menuju Sehat (KMS), atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

"Setelah umur dua tahun banyak orangtua yang lupa simpan KMS, kartu imunisasi, buku KIA atau hilang entah di mana. Karena takut disalahkan, maka orangtua selalu bilang: imunisasi DPT lengkap, padahal belum tentu lengkap. Itu sebabnya KLB difteri banyak pada anak usia 5-9 tahun karena imunisasi DPT tidak lengkap," katanya.

Â