Liputan6.com, Jakarta Setiap orang rasanya harus belajar melepas emosi. Jangan sampai emosi itu malah berubah jadi penyakit yang merugikan diri sendiri.
Emosi yang tidak segera dikeluarkan bisa membuat kita stres. Stres bisa memicu kita melakukan hal-hal di luar kendali. Bunuh diri, misalkan.
Baca Juga
Hipnoterapi dari Rumah Remedi, Bangka, Jakarta Selatan, Rishita Dewi, mengatakan, emosi pada dasarnya bukanlah musuh. Emosi yang tadinya negatif bisa diubah menjadi motivasi untuk diri sendiri.
Advertisement
"Misalnya, kita iri sama teman yang sukses melulu. Kalau kita iri, pasti kita 'nyinyir', tapi kalau kita berpikir positif, kita justru bertanya, apa sih key succes-nya dia bisa sampai sukses begitu? Kita ambil kunci suksesnya, kita terapkan di diri kita," kata Rishita Dewi kepada Health Liputan6.com belum lama ini.
Emosi yang negatif itu pun bisa seketika berubah positif
Â
Emosi Pencetus Marah
Emosi memudahkan kita buat marah. Dan orang yang gampang marah, kata dia, biasanya sangat mudah terkena penyakit jantung.
"Kalau kita punya kemampuan untuk merasakannya, ketika marah, jantung rasanya naik turun. Metabolisme dan hormonal pun terganggu. Apabila kondisi itu dipendam, tentu saja berbahaya untuk diri kita," ujar dia.
Menurut Rishita Dewi, tahun lalu stres karena ketidakmampuan melepas emosi, jadi pembunuh nomor empat, yang kemungkinan besar bisa jadi nomor dua.
Rishita Dewi pernah mendapatkan klien yang nyaris bunuh diri karena merasa hidupnya begini-begini saja. Padahal, teman-temannya sudah lebih dulu sukses.
Dari situlah mengapa emosi itu perlu dibuang.
Advertisement