Liputan6.com, Jakarta Diet minum air putih yang tengah tren belakangan ini dianggap sebagai pola penurunan berat badan paling buruk dan berbahaya.
Memang benar berat badan akan turun drastis. Namun, selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu, pelaku diet pantang minum cairan lain selain air putih.
Advertisement
Baca Juga
Sama seperti diet OCD yang pernah booming dua tahun silam, pelaku diet satu ini boleh minum kopi maupun teh, tapi tanpa gula. Benar-benar harus nol kalori.
Ketika tak ada kalori yang masuk, pelaku diet akan bergumul dengan rasa lapar. Mereka tak tahu, jika dalam kurun waktu 24 sampai 48 jam pertama tubuh tidak menerima sedikit pun kalori, glikogen di otot akan terkuras.
Glikogen di otot akan terkuras setelah tubuh tidak menerima asupan kalori sama sekali selama 24 sampai 48 jam pertama.
Seiring waktu, tingkat metabolisme akan menurun, sehingga energi berkurang drastis, seperti dilansir dari The Gympie Times, Kamis (28/12/2017).
Orang yang diet air putih dapat merasakan perasaan ringan dan euforia pada awalnya. Lalu, efek tersebut berganti dengan kelelahan, kelaparan, kelesuan, dan ketidakmampuan berkonsentrasi.
Â
Â
Simak video menarik berikut:
Metabolisme dan pembakaran kalori berkurang
Akibat cuma minum air, tubuh hanya punya sedikit mineral yang dikonsumsi. Padahal, tubuh membutuhkan protein serta lemak esensial atau vitamin sebagai bahan bakar dan nutrisi. Tingkat metabolisme semakin berkurang.
Sistem pencernaan juga akan melambat. Diet air sangat berbahaya bagi mereka yang punya masalah kesehatan terkait glukosa darah, seperti diabetes tipe 2, resistensi insulin (kekurangan insulin), dan hipoglikemia (kadar gula darah turun di bawah normal, kurang dari 70 mg/dl).
Kondisi tersebut bisa menyebabkan pingsan, detak jantung tidak teratur, pusing, dan bingung.
Yang paling menarik adalah efek diet air yang berkepanjangan pada metabolisme dan kehilangan daya dalam mempertahankan penurunan berat badan.
Efek lain dari diet minum air, yakni pembakaran kalori berkurang. Ini terjadi karena tubuh kehilangan massa otot dan sel menjadi kurang berkembang.
Advertisement