Liputan6.com, Bandung Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Hasan Sadikin (IGD RSHS) Bandung menyatakan setiap harinya menerima 10 sampai 14 pasien difteri. Kisaran jumlah pasien difteri tersebut diklaim meningkat sejak ditetapkannya kejadian luar biasa (KLB) pada 5 Desember 2017 oleh Kementerian Kesehatan.
Menurut Kepala IGD RSHS, Doddy Tavianto, pasien difteri yang datang tersebut dikategorikan menjadi tiga, yaitu suspect (terduga), probable (kemungkinan), dan positif difteri. Untuk mengetahui pasien yang datang ke IGD terpapar difteri, Doddy menjelaskan maka dilakukan pemeriksaan awal oleh dokter di IGD khusus pasien kategori suspect dan probable untuk dipisahkan dari pasien penyakit lain.
Baca Juga
"Tapi memang kemungkinan ada pasien yang tercampur karena kadang - kadang keluhan difteri itu kan banyak seperti keluhan pilek, flu biasa yang kita anggap penyakit biasa dan baru kita periksa ternyata difteri. Masih ada kemungkinan (bercampur) tapi kalau memang sudah diduga difteri kita akan pisahkan dalam ruang infeksi dan noninfeksi," kata Doddy Tavianto di ruang IGD RS Hasan Sadikin, Bandung, Jalan Pasteur, Bandung, Kamis, 28 Desember 2017.
Advertisement
Doddy Tavianto mengatakan pasien difteri yang bercampur dengan pasien penyakit lain, biasa datang sendiri ke IGD rumah sakit yang bertanggung jawab langsung ke Kementerian Kesehatan tersebut dengan alasan khawatir terpapar penyakit menular dari virus yang jatuh dari udara (air born).
Namun, untuk pasien serupa rujukan rumah sakit lain ujar Doddy, memiliki riwayat medis cukup diketahui positif difteri dan langsung dirawat di ruang isolasi berlokasi di IGD.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Selanjutnya
Doddy menambahkan selain ruang isolasi penyakit menular khusus di IGD, otoritasnya memiliki ruang rawat inap isolasi lainnya yaitu Flamboyan untuk dewasa dan di ruang Ilmu Penyakit Anak khusus pasien anak.
Untuk mengantisipasi penularan penyakit difteri ke dokter, perawat, dan karyawan RS Hasan Sadikin disebabkan peningkatan pasien difteri, maka sejak ditetapkannya KLB oleh pemerintah seluruh pegawai yang berdinas diberikan anti difteri serum (ADS) secara bertahap.
"Jumlahnya sekitar 3.000-4.000 lebihlah untuk karyawan, perawat, paramedis, dokter dan lain-lain," ujar Doddy.
RS Hasan Sadikin Bandung saat ini masih merawat dua pasien di ruang isolasi Flamboyan, dua pasien di ruang isolasi anak dan empat pasien suspect difteri di IGD. Pemerintah kini tengah memerangi wabah penyakit difteri dan sudah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium Diphteriae tersebut telah menyerang di 20 Provinsi. Sebanyak 11 provinsi di antaranya KLB.
Advertisement