Liputan6.com, Jakarta Penyebab depresi setelah melahirkan atau biasa dikenal sebagai sindrom baby blues, berhasil terkuak. Kondisi ini disebabkan adanya stres pada ibu.
Sebuah percobaan yang dilakukan pada tikus menunjukkan, ibu yang baru selesai menjalani persalinan mungkin tidak memiliki cukup protein pada otak. Kekurangan protein membuat stres muncul.
Baca Juga
Temuan tersebut bisa menjadi terobosan baru untuk mengobati depresi setelah melahirkan. Depresi setelah melahirkan memengaruhi ratusan ribu wanita tiap tahunnya di Amerika Serikat, dilansir dari Express, Jumat (29/12/2017).
Advertisement
Bagian otak hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) menggambarkan serangkaian interaksi dalam sistem hormonal tubuh yang berhubungan dengan stres dan respons terhadap stres itu sendiri. Hal ini berperan memunculkan depresi setelah melahirkan.
Selain itu, protein (KCC2) pada otak punya peran mengatur hormon di otak. Ini akan memicu terciptanya respons stres yang kemudian menyebabkan baby blues.
Â
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Efek kekurangan protein
Hasil percobaan tikus juga menemukan, tikus yang sama sekali tidak memiliki protein atau kekurangan protein membuat tikus tidak dapat menekan stres. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology menyimpulkan, kekurangan protein sangat terlihat pada ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan.
Gejala depresi seperti kesedihan dan kegelisahan yang ekstrem. Ibu dengan depresi setelah melahirkan mengalami kesulitan berhubungan dengan bayi mereka.
Para peneliti sebelumnya menemukan hubungan antara depresi setelah melahirkan dan faktor-faktor yang bervariasi, seperti jumlah rasa nyeri yang dialami wanita saat persalinan.
Advertisement