Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menunjukkan beragam manfaat pijat untuk kesehatan. Mulai dari mengurangi nyeri otot setelah olahraga hingga meredakan stres.
Puluhan penelitian dalam beberapa dekade terakhir mengaitkan pijat dengan manfaat fisik dan psikologis nyata. Sebuah penelitian di Australia menemukan pijatan pada otot selama 10 menit usai olahraga bisa mengurangi rasa sakit hingga 30 persen.
Baca Juga
Satu studi terpisah mengenai pijat mengungkap penurunan kadar hormon stres kortisol hingga 31 persen, sementara kadar hormon baik seperti dopamine dan serotonin jadi meningkat sekitar 30 persen.
Advertisement
Riset mengenai beragam bentuk pijat mandiri juga membuktikan bahwa memijat otot sendiri bisa mengurangi sakit otot dan meredakan gejala sakit, bahkan di antara orang dengan osteoartritis.
Â
Simak juga video menarik berikut :
Â
Pijat mampu redakan stres
Faktanya, peredaan rasa sakit - bersamaan dengan penurunan depresi - adalah salah satu manfaat yang sering dikaitkan dengan pijat dalam penelitian, kata Direktur Touch Research Institute di University of Miami, Tiffany Field, dikutip dari AntaraNews, Kamis (4/1/2018).
Field menambahkan bahwa beberapa penelitiannya menunjukkan jika pijat dapat memperbaiki fungsi sistem kekebalan pada orang dengan kanker payudara dan leukemia, sekaligus mengurangi rasa sakit fisik dan emosional mereka.
Ia melanjutkan beberapa studi fMRI yang menunjukkan bahwa pijatan meningkatkan aliran darah di area otak yang berhubungan dengan suasana hati dan regulasi stres.
"Reseptor tekanan di bawah kulit, ketika dirangsang meningkatkan aktivitas vagal," katanya merujuk pada syaraf vagus, komponen utama dalam sistem syaraf manusia yang berperan dalam fungsi otonomik seperti detak jantung, pernafasan dan pencernaan.
Peningkatan aktivitas dalam syaraf vagus bisa memberikan efek ketenangan, yang menjelaskan penurunan kortisol dan gejala terkait stres lainnya.
Ketika siku atau lutut Anda terbentur dan sakit, insting pertama Anda adalah mengusap tempat yang sakit, kata Field.
"Ini berperan dalam apa yang disebut 'gate theory of pain', yang berteori bahwa otak Anda tidak bisa sepenuhnya mencatat stimuli sakit ketika reseptor sentuhan yang lain diaktifkan. Ini jalan lain bagaimana sakit bisa diredakan dengan pijat," ia menjelaskan.
Dalam hal perbaikan fungsi imun, ia menjelaskan, perubahan hormon dan sistem syaraf yang terjadi setelah pemijatan bisa melindungi sel-sel pembunuh alami dalam sistem imun, satu jenis sel darah putih yang memerangi virus dan membantu mencegah pertumbuhan tumor.
Â
Advertisement
Pijat tak mengurangi rasa sakit?
Namun semua itu masih kontroversial. Beberapa studi hanya menemukan bukti lemah yang menunjukkan pijat bisa mengurangi rasa sakit. Selain itu, ada rintangan besar yang dihadapi Field dan para peneliti lain untuk merancang studi pijat yang meniadakan efek plasebo.
"Masih sulit untuk menentukan seberapa banyak idealnya," kata Field sebagaimana dikutip laman Time.
"Kebanyakan studi meneliti satu pijatan sepekan," ia mengatakan.
"Namun belum ada banyak studi komprehensif yang membandingkan frekuensi pijat yang berbeda."
"Saya selalu bilang bahwa ini mungkin seperti olahraga, lebih banyak lebih baik."
(Lia Wanadriani Santosa/AntaraNews)
Â