Liputan6.com, Jakarta Keintiman dalam berpasangan merupakan dambaan semua insan manusia. Melalui keintiman, perasaan afeksi manusia dapat terpenuhi. Masa pacaran menjadi tahap awal di mana Anda belajar untuk menjadi lebih dekat. Pada tahap ini, Anda dan pasangan pun belajar untuk saling melupakan ego masing-masing agar bisa bersatu.
Ketika tahap tersebut terlampaui, Anda akan memasuki dunia yang sesungguhnya. Anda bersama pasangan akan berkomitmen untuk sehidup semati dan diikat dalam suatu ikatan, yaitu ketika menikah. Seiring dengan berjalannya waktu, pernikahan akan masuk pada tahap di mana mulai muncul masalah, terutama masalah keintiman.
Baca Juga
Masalah keintiman tidak muncul begitu saja. Dilansir Prevention, sabtu (6/1/2018), terdapat 5 tanda munculnya masalah keintiman pada pasangan menikah. Apa saja tanda-tandanya? Berikut ulasannya :
Advertisement
1. Anda merasakan sesuatu yang buruk tentang pasangan anda, dan menyimpannya sendiri.
Semasa kecil, Anda mungkin kerap merasa takut untuk menceritakan masalah anda pada orang tua. Pasalnya, sering muncul anggapan bahwa orang tua tetap akan menyalahkan anda, meskipun masalahnya bukan berasal dari diri anda. Sikap ini sangat mungkin anda bawa hingga dewasa, bahkan ketika sudah menikah sekalipun.Â
Pada poin ini, kata "menyimpannya sendiri" menjadi bagian yang paling bermasalah. Ketika anda merasakan sesuatu yang tidak beres dengan pasangan, dan anda menyimpannya, ini akan sangat berdampak pada keintiman dalam hubungan. Hal tersebut akan terus berlanjut dan sangat berbahaya jika tidak segera dikoreksi.
2. Tidak saling mendengarkan ketika terjadi pertengkaran hebat
Ketika terjadi pertengkaran, anda mungkin akan bertahan pada ego masing-masing. Akibatnya, anda pun tidak mau mendengarkan penjelasan dari pasangan terkait dengan masalah tersebut. Begitu juga sebaliknya. Hal ini sebenarnya wajar, mengingat orang tua kita sekalipun mungkin juga kerap mengalami hal tersebut. Kunci dari tanda ini adalah berusaha untuk mematangkan kedewasaan diri anda dan pasangan.
Â
 Â
Frekuensi berkurang
3. Menurunnya frekuensi berhubungan seks
Saat sedang hamil atau memiliki bayi, Anda akan kesulitan untuk berhubungan seks bersama pasangan. Apabila hal ini terjadi pada waktu yang lama, sangat mungkin bagi pasangan untuk mencari kepuasaannya sendiri. Hal ini berpotensi mengurangi keintimannya. Hal ini bisa berdampak pada dua hal. Pertama, Anda dan pasangan akan mulai terbiasa dengan situasi ini, atau bisa jadi keadaan semakin parah, seperti selingkuh, perceraian, atau gejala emosional lainnya seperti kegelisahan atau depresi. Â
4. Pernikahan bertahan pada hubungan fungsional
Jika dalam hubungan, anda dan pasangan hanya sekadar berkutat pada tugas dan peran masing-masing, rumah tangga anda sedang dalam bahaya. Hal ini akan memicu adanya kehilangan semangat dalam berhubungan.
5. Ketidakpercayaan Anda pada pasangan meningkat
Bagian terpenting dalam hubungan Anda adalah rasa saling percaya. Ketika perasaan ini hilang, gejala lain yang akan muncul yaitu pertengkaran, penarikan diri, kurangnya intensitas berhubungan, dan rasa bosan dalam berhubungan.
Bagi anda yang mengalami masalah tersebut, ini bukanlah akhir dari segala-galanya. Justru, dengan menyadari apa yang kurang dalam diri Anda dan Pasangan, hubungan akan semakin membaik. Bukan tidak mungkin Anda dan dirinya akan menjadi pasangan paling romantis dan intim.
Â
Advertisement