Sukses

Siasat Pelaku Pedofil ketika Pengaruhi Korbannya

Pedofil merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual. Oleh sebab itu, kita perlu mengenali tindakan pelaku dalam mempengaruhi korbannya.

Liputan6.com, Jakarta Kasus pedofil kembali menggegerkan publik. Pasalnya, kabar terakhir menyebutkan, kasus pedofil terjadi di Tangerang, di mana sebanyak 41 anak menjadi korban. Berdasarkan rumor yang beredar, pelaku diketahui berperan sebagai dukun palsu untuk memengaruhi korban. Lantas, bagaimana pelaku pada umumnya memengaruhi korban?

Pakar Hipnoterapi, Widya Saraswati, mengungkapkan bahwa banyak cara yang dilakukan oleh pelaku guna menarik hati para korban. Umumnya, para pelaku menarik perhatian dengan memberikan apa yang disenangi korban, seperti uang, mainan, dan hadiah berupa barang. 

"Sebelumnya, pelaku pedofil sudah mengamati apa yang disenangi oleh anak-anak tersebut. Mudah saja bagi mereka untuk menarik hati korban," ungkapnya saat diwawancarai oleh tim Health Liputan6.com, Senin (8/1/2018).

Tak hanya menggunakan cara yang persuasif, Widya mengungkapkan, pelaku pedofil juga bisa menggunakan cara kasar, seperti mengancam korban. Ancaman ini umumnya dilakukan pada anak-anak yang dianggap oleh pelaku membahayakan rencananya.

"Efek dari ancaman pada korban yaitu korban menjadi takut, murung, bahkan sakit secara fisik," ujar dia.  

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pengalaman Tak Bermakna

Widya juga mengungkapkan bahwa tidak semua anak mengalami trauma pasca menjadi korban pedofil. Hal ini bisa terjadi jika pengalaman pedofil yang dialami tidak memberikan makna atau kesan di hati korban. Faktor yang mempengaruhinya adalah latar belakang korban yang berbeda-beda.

"Mereka yang tidak tahu bahwa yang dialaminya adalah bentuk kekerasan pada dirinya, sangat mungkin untuk tidak mengalami trauma. Ini hanya soal keterlibatan emosi di dalamnya," jelas dia.

Oleh sebab itu, Widya menyarankan pada orangtua untuk melindungi anaknya dari pelaku pedofil. Menurutnya, cara yang perlu dilakukan adalah memberikan pendidikan seksual pada anak-anak sejak dini dan melindungi anak dari orang terdekat. Ia juga mengajak orangtua untuk tidak lagi memandang seks sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan.

"Yang terpenting adalah anak tahu apa yang harus ia ketahui. Ini jadi bentuk perlindungan terhadap dirinya dari para pelaku kekerasan seksual," tutup dia.