Sukses

Ibuprofen Sebabkan Pria Tak Subur?

Pria yang mengkonsumsi ibuprofen dalam dosis besar berisiko tinggi mengalami masalah kesuburan.

Liputan6.com, Jakarta Pria yang mengonsumsi ibuprofen dalam dosis besar berisiko tinggi mengalami masalah kesuburan.

Studi kecil, yang diterbitkan 8 Januari 2018 di jurnal Prosiding National Academy of Sciences, menemukan bahwa pria yang mengonsumsi 1.200 miligram ibuprofen sehari selama enam minggu mengembangkan kondisi hormonal yang terkait dengan masalah reproduksi, dikutip dari Live Science, Jum'at (12/01/2018)

Namun karena penelitiannya kecil, dibutuhkan studi lanjutan untuk mengonfirmasi hasilnya. Juga tidak jelas apakah efek hormonal yang sama akan terlihat pada pria yang memakai dosis ibuprofen lebih rendah, atau apakah efeknya reversibel.

Terutama pada pria yang memakai ibuprofen dalam waktu lama, ujar rekan penulis Bernard Jégou, direktur Institut Nasional untuk Penelitian tentang Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Prancis. Namun, dalam jangka pendek, kemungkinan efek ini bisa dibalik, kata Jégou.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Para periset menemukan bahwa pria yang mengkonsumsi ibuprofen mengalami peningkatan kadar hormon luteinizing (LH) sebesar 23 persen - hormon yang disekresikan oleh kelenjar pituitari dan merangsang produksi testosteron - setelah dua minggu.

Tingkat hormon luteinizing yang lebih tinggi dari normal dapat mengindikasikan adanya masalah pada testis, menurut National Institutes of Health.

Namun, meski terjadi perubahan kadar LH, kadar testosteron pria tidak berubah. Ini menunjukkan, mereka telah mengembangkan suatu kondisi yang disebut 'kompensasi hypogonadism' yang terjadi ketika produksi testosteron berkurang. Namun tubuh mampu mengimbangi kenaikan kadar LH, kata periset.

Hipogonadisme yang dikompensasi biasanya ditemukan pada pria yang lebih tua, dan berhubungan dengan gangguan kesuburan, menurut penelitian ini.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, orang yang mengkonsumsi tablet ibuprofen untuk terbebas dari rasa sakit atau demam sebaiknya tidak mengkonsumsi lebih dari 1.200 mg per hari kecuali jika atas resep dokter, menurut Medscape.