Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, meminta produsen vaksin dalam negeri Bio Farma menggenjot produksi vaksin difteri. Sehingga selama berlangsungnya imunisasi tambahan atau Outbreak Response Immunization (ORI) difteri, persediaan vaksin cukup.
"Saya minta betul, bikin lagi dong lebih giat di 2018. Harus ada logistik (vaksin difteri) yang cukup bagi anak-anak yang harus diberikan," kata Nila dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta pada Jumat (12/1/2017).
Baca Juga
Kebutuhan vaksin difteri meningkat terkait KLB difteri di 170 kabupaten/kota di Indonesia sepanjang 2017. Guna membentuk kekebalan tubuh dari bakteri corynebacterium diphteriae, pemerintah mencanangkan ORI difteri yang berlangsung tiga putaran pada semua anak usia 1 sampai dengan kurang dari 19 tahun di wilayah terdampak.
Advertisement
Di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, misalnya, sudah berlangsung ORI difteri putaran pertama pada Desember. Lalu, di Januari adalah putaran dua, kemudian yang putaran ketiga dilaksanakan enam bulan kemudian.
Nila pun mengucapkan terima kasih kepada BUMN ini karena di 2017 memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Sehingga bisa digunakan untuk melakukan imunisasi tambahan difteri di banyak kota dan kabupaten.
"Biofarma dengan baik hati, yang tadinya (vaksin difteri) mau diekspor ditahan, diberikan untuk Indonesia," kata Nila.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Bio Farma tambah kapasitas produksi
Bio Farma mendukung pemerintah menggenjot produksi vaksin kelompok difteri di 2018 . Di antaranya dengan menambah kapasitas produksi dari lima menjadi tujuh hari kerja. Hal ini bakal menambah jumlah produksi.Â
"Total produksi vaksin kelompok difteri dari semula 15 juta vial menjadi 19,5 juta vial," kata Dirut PT Bio Farma, Juliman.
"Insyaallah cukup, mudah-mudahan tidak perlu impor," ujarnya lagi di kesempatan yang sama.
Â
Advertisement