Sukses

Rambut dan Alis Tertutup Salju, Bocah Ini Nekat Sekolah

Foto menakjubkan seorang bocah SD di Kota Xinjie, China menyentak hati para warganet. Anak itu tiba di sekolah dalam kondisi hampir beku

Liputan6.com, Jakarta Sungguh sebuah keajaiban bagaimana beberapa anak di belahan dunia bisa berhasil sampai sekolah dalam kondisi cuaca dingin bersalju yang sangat buruk.

Seperti yang terjadi di China. Musim dingin di sana bisa sangat ekstrem, terutama di daerah-daerah miskin. Beberapa pakaian musim dingin pelindung mereka dari dinginnya salju bahkan dibuat dari kain bekas dan tak ayal mereka seperti kasur berjalan.

Tapi selama itu membuat gigi tidak bergetar, itu yang penting.

Foto menakjubkan seorang anak kelas tiga SD di Kota Xinjie, China telah menyentak hati para warganet. Anak itu tiba di sekolah dalam kondisi setengah beku. Rambut dan alisnya penuh dengan salju dan pipinya kemerahan. Jaket tipisnya seperti tak bisa melindunginya dari salju.

Menurut kepala sekolah, dibutuhkan waktu lebih dari satu jam bagi anak tersebut untuk pulang pergi ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolahnya berkisar 2,8 hingga 4,5 kilometer. Dan pada pagi hari, saat gambar itu diambil, suhu tiba-tiba turun menjadi -9 celcius.

Jangan harap siswa diizinkan pulang, hari itu adalah hari pertama masa ujian. Dan siswa miskin tak punya pilihan lain selain menembus dinginnya salju.  

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Ditinggal bekerja

Seperti dimuat Rocketnews24, diketahui, orangtua anak laki-laki itu meninggalkan dia dan saudara-saudaranya karena harus bekerja ke luar kota. Sementara sekolah menyediakan sarapan bagi para siswa berupa roti atau biskuit--yang tidak cukup untuk anak yang sedang tumbuh.

Yang lebih buruk lagi, sekolah tersebut tidak dilengkapi dengan pemanas sama sekali, sehingga tembok dingin begitu terasa seperti penjara yang mengerikan. Siswa juga terus-menerus menggigil karena sangat dingin, dan sampai pada titik mereka mengalami hipotermia.

Warganet pun berkomentar:

"Ini sangat menyedihkan. Bahkan wajahnya pun menunjukkan tanda-tanda radang dingin. ""Bagaimana saya bisa membantunya?""Saya merasa kasihan pada anak itu. Seseorang tolong beri dia jaket tebal dan topi. "

"Kami kesulitan untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung. Saya harap ini akan membaik seiring berjalannya waktu. "

"Anak malang itu."

Foto tersebut membuat pemerintah daerah berpikir untuk menyediakan pakaian hangat untuk anak-anak. Padahal mestiinya mereka bisa bertindak lebih cepat.