Liputan6.com, Jakarta Sekitar 1,2 ton obat sudah didistribusikan ke Kabupaten Asmat, Provinsi Papua untuk kendalikan Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak.
Data obat sebanyak itu diketahui dari laporan saat rapat koordinasi KLB gizi buruk dan campak di Asmat yang dihadiri tim dari Kemenkes, Kapolda, Kementerian Sosial, Bupati Asmat, Danrem, KSP, Keuskupan, dan ketua adat. Persediaan obat yang ada diharapkan dapat mengatasi KLB gizi buruk dan campak di Asmat.
Baca Juga
Kementerian Kesehatan RI telah mengirimkan 142,2 kg obat pada Selasa (16/1/2017). Pengiriman obat dilakukan bersamaan dengan keberangkatan 39 tenaga kesehatan untuk memenuhi pelayanan dan kebutuhan obat bagi penderita gizi buruk dan campak seperti rilis Kementerian Kesehatan RI yang diterima Liputan6.com Kamis, (18/1/2018).
Advertisement
Obat dikirim menggunakan pesawat dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, menuju Agats, Kabupaten Asmat. Kemudian didistribusikan ke Distrik Sawa Erma, Kolof Brasa, dan Pulau Tiga, Kamis (18/1/2018) menggunakan speed boat.
Obat-obat yang dikirim ke Asmat di antaranya amoksilin, salep antibakteri, parasetamol, infusion, vitamin. Ada juga obat-obat lain yang dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, botol, dan boks.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Bantuan obat dari TNI
Selain Kemenkes, TNI juga ikut membantu dalam memenuhi stok obat sesuai kebutuhan, dengan prioritas vaksin campak dan difteri serta alat kesehatan lainnya.
Jumlah dan jenis obat yang dibawa disesuaikan dengan permintaan dari Asmat untuk mengendalikan KLB gizi buruk dan campak.
Kondisi geografis dan faktor ekonomi diharapkan tidak menjadi kendala signifikan dalam upaya pengendalian masalah kesehatan di Asmat ini.
Sebelumnya, telah dikirimkan 3 ton pemberian makanan tambahan ke Asmat dari Kemenkes pada Selasa (16/1/2018) dan 10 koli obat campuran dari TNI pada Sabtu (13/1/2018) menggunakan satu pesawat Hercules TNI AU dari Bandara Halim Perdana Kusuma.
Advertisement