Sukses

Mau Cabai Tetap Segar Sampai Sebulan? Ini Caranya

Agar cabai yang sudah dibeli awet, perhatikan cara menyimpannya.

Liputan6.com, Jakarta Saat harga cabai murah, membeli Rp5.000 saja sudah dapat banyak. Seringkali cabai yang sudah dibeli dibuang karena kering atau busuk.

Agar cabai yang sudah dibeli awet, ada tipsnya. Kementerian Perdagangan RI memberi tahu tips simpan cabai baru-baru ini. Bahkan, dengan melakukan cara ini cabai bisa tahan sampai sebulan.

Pertama-tama, pisahkan cabai dari tangkainya. Lalu, simpan di wadah yang sudah dialasi tisu di sekeliling wadah.

"Lalu, masukkan sesiung bawang putih yang sudah dikupas di atas cabai," seperti mengutip Twitter resmi @Kemendag pada Minggu (21/1/2018).

Kemudian, tutup rapat wadah dan masukkan ke dalam kulkas.

Pemilik akun Twitter @maskaki sudah menjajal tips Kemendag dan terbukti cabai awet lebih lama. "Insya Allah seminggu tetep cantik dan semledot," cuitnya.

Lalu, ada juga @nuranwibisono, "Aku nggawe cara iki sejak beberapa bulan lalu moco nang forum kuliner. Bahkan sampe sebulan lebih, cabe rawit sik apik". (Aku melakukan cara ini beberapa bulan lalu usai membaca di forum kuliner. Bahkan sampai sebulan lebih, cabai rawit masih bagus).

 

 

Saksikan juga video menarik ini:

2 dari 2 halaman

Manfaat sehat si pedas, cabai

Rasa pedas cabai bagi sebagian orang merupakan kenikmatan tersendiri. Jadi, tak heran ya ketika harga cabai mahal, seakan-akan kenikmatan tersebut direnggut. Di balik rasa pedas, rupanya ada manfaat baik dari cabai.

Studi di Tiongkok mengungkap orang yang gemar makan pedas cenderung panjang umur. Menurut peneliti dari Harvard’s T. H. Chan School of Public Health dan Chinese Academy of Medical Sciences ada banyak manfaat memang dari cabai diantaranya antioksidan, antiperadangan, dan antikanker. Peneliti juga menemukan manfaat baik dari cabai bagi mikrobiota di usus serta efek antiobesitas.

"Komponen aktif pada cabai terkait memperbaiki peradangan, mengurangi kelebihan tumpukan lemak di tubuh. Selain itu, makanan pedas juga memengaruhi bakteri usus yang terkait dengan aneka penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas," kata penulis studi Lu Qi seperti mengutip laman Forbes.Â