Liputan6.com, Jakarta Gempa kembali melanda Pulau Jawa, khususnya daerah Banten. Tepat pada pukul 13.34 WIB, terjadi gempa dengan titik pusat 81 km di sebelah barat daya Kabupaten Lebak, Banten. Gempa berkekuatan 6,4 SR (skala Richter) ini dirasakan di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta hingga sebagian wilayah Jawa Barat.
Gempa bisa menyebabkan kepanikan, kecemasan, bahkan berujung pada trauma, jika guncangan yang terjadi amat besar. Lantas, bagaimana cara mengatasi kepanikan tersebut? Mengutip laman situs psikoterapis, Stratos, Selasa (23/1/2018), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepanikan dan trauma pascagempa. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya.
Baca Juga
1. Atur pernapasan
Advertisement
Ketika terjadi gempa, Anda dapat mengatur pernapasan dengan memejamkan mata dan tarik napas perlahan sedalam-dalamnya. Sebaiknya, gunakan pernapasan difragma pada saat melakukan teknik pernapasan ini. Setelah itu, keluarkan melalui mulut perlahan dan rasakan sensasi relaksasi dari pernapasan ini. Gunakan pernapasan ini selama 10-12 kali.
2. Ceritakan kepanikan Anda
Tekanan gempa akan membuat Anda merasa panik. Sebaiknya, jangan pendam sendiri. Ceritakan pada rekan atau sanak keluarga Anda. Dengan begitu, kepanikan yang berpotensi membuat trauma akibat gempa akan teratasi.
Dengan Tertidur Nyenyak, Kepanikan Akan Gempa Dapat Teratasi
3. Latihan fisik
Kabar gembira bagi Anda yang kerap melakukan latihan fisik. Pasalnya, ketika gempa, Anda harus mencari tempat yang aman untuk berlindung. Hal ini membutuhkan latihan fisik yang baik, agar saat terjadi guncangan, Anda tetap dapat menjaga keseimbangan tubuh. Sebaiknya, lakukan latihan ini secara rutin.
4. Tidur nyenyak
Setelah gempa, kebanyakan orang masih merasakan guncangan. Padahal, gempa sudah tidak ada lagi. Cobalah untuk pergi tidur. Lakukan aktivitas jika Anda tak kunjung dapat beristirahat.
Advertisement